Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Adat Nenek Limo Hiang di Kerinci: Jantung Ekologi dan Benteng Tradisi Masyarakat Adat

Kompas.com - 30/06/2025, 06:26 WIB
Aryo Tondang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Hutan adat seluas 645 hektar di Desa Hiang, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci, kini menjadi harapan baru untuk keberlanjutan ekosistem hutan serta pelestarian tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat adat.

Hutan ini dikenal dengan nama Hutan Adat Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning Muara Air Dua.

Hutan yang dikelola oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kerinci ini beririsan langsung dengan kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan berbatasan dengan sawah serta perkebunan milik masyarakat.

Dari permukiman, hutan ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat hingga tiba di pintu air Sungai Tanaka yang menjadi sumber irigasi sawah masyarakat.

Waktu tempuhnya tidak lebih dari lima menit.

Baca juga: Mandi Balimau Kenduri Sko Kerinci, Kesucian Batin hingga Ruang Maaf Tak Terbatas

Untuk menjelajahi kawasan vegetasi hutan, akses hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki, melalui perkebunan masyarakat dalam waktu sekitar 15 menit.

Tanaman kopi dan pohon durian menjadi penanda batas antara hutan adat dan perkebunan masyarakat.

Untuk mengeksplorasi potensi sumber kekayaan hayati, pengunjung dapat menyusuri aliran sungai alami yang memiliki medan berbatu dan terjal.

Keasrian Hutan Adat Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning Muara Air Dua masih terjaga dengan baik, menjadikannya sebagai paru-paru kecil bagi masyarakat Jambi, khususnya Kerinci.

Keberadaan Lembaga Pengelola Hutan Adat (LPHA) berperan penting dalam menjaga hutan ini agar tidak dijamah oleh para perambah, serta melestarikan identitas masyarakat adat yang telah dijaga turun temurun.

Pentingnya merawat hutan

Dahyar, seorang warga Betung Kuning dan anggota LPHA, merupakan sosok yang memahami sepenuhnya hutan adat mereka.

Pria berusia 65 tahun ini menekankan pentingnya merawat hutan, yang memberikan banyak manfaat, termasuk berbagai jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat sebagai obat-obatan tradisional dan untuk kebutuhan upacara adat.

"Yo biasonyo (biasanya) kami pakai ini (daun sirih) untuk masuk angin, buat nurunin panas. Caronyo (caranya) ditempel di kening (kompres) atau dioles diperut (pereda masuk angin)," ungkap Dahyar saat mendampingi Kompas.com menjelajahi hutan pada Sabtu (29/6/2025).

Dahyar juga mengolah "limbah" hutan, seperti ijuk dari Batang Bayeh yang sudah tumbang.

Ijuknya yang melekat di batang dapat diolah menjadi sapu ijuk yang memiliki nilai jual tinggi. "Saya bisa buat (sapu ijuk) kalau ada yang pesan. Harganya (ukuran besar) Rp50 ribu," tambahnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau