MATARAM, KOMPAS.com - Jatuhnya seorang pelajar asal Bertais, Kota Mataram, Dzulpanil Khoiri atau Zulpan (16), Minggu (17/8/2025) bukan sekedar berita duka bagi para pendaki.
Ini juga menjadi sinyal peringatan pentingnya kehati-hatian, kesiapan fisik dan mental saat mendaki salah satu seven summit di kawasan pendakian Gunung Rinjani.
"Jalur pendakian Bukit Sempana itu termasuk tidak mudah, apalagi melalui jalur pendakian tembok cina, tanjakannya hampir 90 derajat, kita itu seperti mendongak menuju puncak, bantuan letter z sedikit melegakan," kata Ricko Ruliyarto, salah pemilik Tracking Organizer Lombok Journey, pada Kompas.com, Selasa (29/8/2025).
Baca juga: Rayakan HUT RI di Bukit Sempana Lombok, Pelajar Asal Mataram Jatuh Ke Jurang 100 Meter
Dia mengatakan pendakian cukup terbantu dengan adanya letter z, tapi itu membutuhkan fisik juga mental yang kuat, karena memang sangat melelahkan.
"Track yang curam, licin dan banyak bebatuan lepasan di areal pendakian tersebut, saya menyebutnya sebagai gunung bukan Bukit, karena track yang curam dan ekstrem," kata Ricko.
Dia menjelaskan hal ini setelah mendaki Sempana pekan lalu sebelum mengantar tamu atau wisatawan yang ingin mendaki Sempana.
Dia menjelaskan pada wisatawan yang mengunakan jasanya, kesiapan pendaki dan resiko pendakian jika kemampuan fisik kurang memadai.
"Saya jelaskan ke tamu saya bagaimana track di sana, dan mereka memiliki ke bukit lainnya, misalnya Bukit Nanggi yang lebih bersahabat tracknya, " kata Ricko.
Baca juga: Kemenhut Bakal Wajibkan Asuransi Premium bagi Pendaki Gunung Rinjani
Ricko juga menjelaskan, Bukit Sempana masuk kategori gunung karena tracknya yang ekstrem.
Selain fisik dan mental persiapan logistik juga sangat penting karena Sempana sebenarnya adalah gunung bukan Bukit.
"Letter Z Sempana sangat terjal, karena kemiringan jalur menuju puncaknya yang tergolong ekstrem, karena itu pendaki harus mengenali medan menuju puncak Sempana," katanya.
Sebaiknya menurut Ricko yang juga sering mengantar tamu wisatawan mendaki Rinjani, penting adanya pendamping atau guide bagi pendaki pemula.
Sehingga keselamatan mereka juga terjamin.
Dia menjelaskan naik Sempana, pengelola menarik retribusi sebesar Rp 20.000 per hari bagi wisatawan lokal dan Rp 35.000 per hari bagi wisatawan mancanegara.
Dalam tiket camping tersebut dituliskan nomer kontak pengelolanya, dengan tujuan jika terjadi sesuatu pendaki bisa menghubungi pengelola tersebut.