KOMPAS.com - Teknologi pertahanan dan militer selalu dipacu untuk semakin canggih dan mutakhir. Terkini, jet tempur generasi keenam menjadi pembahasan hangat.
Sebenarnya, definisi untuk jet tempur generasi keenam belumlah baku. Namun, secara umum jet tempur generasi ini lebih "siluman" daripada F-35 dan F-22 serta membawa jangkauan dan sensor yang jauh lebih unggul.
Dilansir dari Simple Flying, jet tempur generasi keenam dirancang untuk menjadi “sistem dari sistem” dan menjadi semacam pusat komando terbang.
Kecanggihan yang diusung dalam jet tempur generasi keenam mencakup artificial intelligence atau akal imitasi (AI), sistem sensor canggih, hingga kemampuan bekerja sama dengan drone tempur.
Dengan konsep tersebut, jet tempur generasi keenam mampu mengendalikan drone dan memiliki kesadaran situasional yang sangat tinggi.
Dilansir dari Interesting Engineering, berikut tiga proyek jet tempur generasi keenam yang tengah dikembangkan di dunia.
Baca juga: Mengenal Jet Tempur Generasi Keenam, Lebih Siluman dan Pakai AI
F-47 adalah proyek jet tempur generasi keenam dari Amerika Serikat (AS) yang disiapkan dalam program Next Generation Air Dominance (NGAD). Jet ini disebut sebagai siluman plus plus yang melampaui kemampuan siluman generasi sebelumnya.
Jet tempur ini disebut mampu terbang di atas Mach 2 dengan radius tempur 1.850 kilometer. Jarak ini 50 persen lebih jauh dari F-35 dan 70 persen lebih jauh dari F-22.
F-47 dirancang untuk bekerja berdampingan dengan drone dalam konsep manned-unmanned teaming (MUM-T).
Jet ini membawa sensor, sistem peperangan elektronik, serta senjata udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Baca juga: Spek dan Keunggulan Jet Tempur Saeqeh Buatan Iran yang Tiru F-5 AS
Sebagai tandingan, China memperkenalkan J-36, pesawat tempur generasi keenam dengan bobot lebih dari 44 ton. Jet ini diyakini menggunakan tiga mesin demi jangkauan tempur hingga 2.700 kilometer.
Sejumlah laporan militer menyebut, J-36 dirancang untuk menahan kehadiran pesawat tempur dan pengebom AS di Pasifik.
Jet ini juga diprediksi mampu membawa lebih dari 4,5 ton senjata, termasuk rudal jarak jauh dan sistem serangan elektronik.
Kokpit ganda berdampingan memungkinkan pengendalian drone secara real time. China diperkirakan dapat mengoperasikan jet ini sebelum 2030.
Baca juga: Jet Tempur Saeqeh, Kisah Ketekunan Iran Salin F-5 AS Jadi Versi Lokal
Sementara itu, Inggris, Italia, dan Jepang berkolaborasi dalam proyek jet tempur generasi keenam Global Combat Air Programme (GCAP) Tempest. Jet ini ditargetkan menggantikan Eurofighter Typhoon mulai 2035.
Tempest disebut memiliki jangkauan melintasi Atlantik tanpa pengisian bahan bakar ulang, serta mampu membawa muatan senjata internal dua kali lipat F-35A.
Jet ini juga juga dirancang untuk menggunakan AI dalam pengambilan keputusan tempur, berbagi data langsung dengan satelit, drone, dan pasukan darat.
Baca juga: Jet Tempur AS Cegat Pesawat Rusia di Lepas Pantai Alaska untuk Ketiga Kalinya
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini