KOMPAS.com - Direktur Utama PT Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, memastikan seluruh gerbang tol otomatis (GTO) yang rusak akibat aksi unjuk rasa pekan lalu akan kembali normal pada Rabu (10/9/2025).
“Tanggal 10 (Rabu, 10/9), seluruh GTO berfungsi, jadi kembali normal,” kata Rivan saat meninjau Gerbang Tol Pejompongan, Jakarta, Selasa (2/9/2025), dikutip Antaranews.
Rivan menjelaskan, ada tujuh gerbang tol yang terdampak unjuk rasa di Jakarta.
Ketujuhnya adalah GT Slipi 1, GT Slipi 2, GT Pejompongan, GT Senayan, GT Semanggi 1, GT Semanggi 2, dan GT Kuningan 1.
Dari sejumlah lokasi tersebut, GT Pejompongan tercatat mengalami kerusakan paling parah.
Baca juga: Gerbang Tol Kuningan 1 Masih Ditutup Usai Dibakar OTK
Jasa Marga mencatat total kerugian sekitar Rp 80 miliar akibat kerusakan fasilitas. Hingga saat ini, upaya pemulihan dilakukan dengan membersihkan puing-puing bekas pembakaran.
“Pada Rabu (10/9) nanti, yang dimaksud beroperasi adalah sudah bisa digunakan oleh masyarakat, meskipun secara tampilan fisik belum kembali seperti semula,” jelas Rivan.
Beberapa gerbang tol, lanjutnya, bahkan sudah bisa digunakan sejak Senin (7/9) dengan bantuan mobile reader.
Rivan menegaskan perbaikan fisik membutuhkan waktu lebih lama, namun tidak akan mengganggu keselamatan pengguna jalan.
“Perbaikan fisik masih membutuhkan waktu. Yang paling penting terkait kondisi fisik saat ini adalah tidak mengganggu keselamatan pengguna jalan,” ujarnya.
Baca juga: 7 Gerbang Tol Rusak Akibat Demo, Anggaran Perbaikan Rp 80 Miliar
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan siap membantu pendanaan perbaikan fasilitas gerbang tol. Namun, Jasa Marga menolak tawaran tersebut.
“Tiga kali saya tawarkan kepada Pak Dirut Jasa Marga. Tapi beliau punya uang cukup untuk merehab dirinya sendiri,” kata Dody.
Rivan menegaskan, perbaikan akan ditanggung sepenuhnya oleh Jasa Marga tanpa menggunakan anggaran pemerintah.
Baca juga: Gerbang Tol Pejompongan Siap Digunakan Kembali 7 September 2025
Sebelumnya, Dody mencatat total kerugian dari rangkaian unjuk rasa di seluruh Indonesia mencapai sekitar Rp900 miliar.Kerugian terbesar tercatat di Jawa Timur.
Gelombang unjuk rasa itu dipicu setelah wafatnya Affan Kurniawan, seorang driver ojek online, pada Kamis (28/8).
Presiden Prabowo Subianto menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan percaya kepada pemerintah.
Di sejumlah daerah, termasuk Jakarta, Jawa Timur, dan Makassar, aksi massa mengakibatkan pembakaran fasilitas umum seperti gerbang tol, halte, gedung pemerintahan, hingga cagar budaya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang