KOMPAS.com – Sembilan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Islamiyah di Jalan Prof Moch Yamin, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (3/9/2025).
Para siswa diketahui mulai menyantap makanan sekitar pukul 10.00 WIB. Dua jam kemudian, tepatnya pukul 12.30 WIB, mereka merasakan gejala mual, muntah, dan pusing.
Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi, membenarkan bahwa pihaknya menerima sembilan siswa dengan dugaan keracunan.
“Para siswa tersebut dibawa ke IGD RSUD Sayang Cianjur sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung ditangani tim kesehatan,” ujar Raya dikutip dari Tribun Jabar, Rabu.
Baca juga: Diduga Keracunan Usai Santap MBG, 17 Siswa SD di Lombok Barat Dilarikan ke Puskesmas
Ia memastikan kondisi seluruh siswa kini berangsur membaik.
“Saat ini kondisinya sembilan siswa tersebut sudah mulai membaik,” katanya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur juga telah mengambil sejumlah sampel makanan untuk diteliti lebih lanjut.
Sehari sebelumnya, sebanyak 27 siswa SMPN 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, juga diduga keracunan usai menyantap makanan MBG pada Selasa (2/9/2025).
Kepala SMPN 1 Kramatwatu, Dede Al Amron, menjelaskan peristiwa itu bermula saat sekolah menerima paket makanan sekitar pukul 10.00 WIB. Paket kemudian dibagikan pada waktu istirahat siang kepada 891 siswa.
"Dibagikan pas istirahat duhur, karena kalau jam 10 takut mengganggu aktivitas belajar," kata Dede kepada wartawan, Rabu (3/9/2025).
Saat makanan dibagikan, sejumlah siswa mencium bau tidak sedap dari kotak paket. Laporan itu diteruskan ke wali kelas, yang kemudian meminta seluruh siswa mengembalikan makanan. Namun, sebagian siswa tetap mengonsumsinya karena merasa lapar.
Baca juga: 27 Siswa SMPN di Serang Diduga Keracunan MBG, Tercium Bau Tak Sedap dari Kotak Makan
"Tetapi di antaranya ada anak laki-laki beberapa orang yang mungkin situasinya lapar akhirnya tetap memaksa mengonsumsi itu," ujar Dede.
Dua jam setelahnya, enam siswa mulai mengeluh mual, pusing, muntah, dan diare sehingga harus dibawa ke klinik terdekat. Sebanyak 21 siswa lainnya mengalami gejala serupa saat berada di rumah.
"Jadi total ada 27 orang yang mengeluh mual pusing, rata-rata mual dan pusing, yang muntah enggak seberapa banyak," jelas Dede.
Ia menambahkan, program MBG di sekolahnya sudah berjalan sejak 19 Agustus 2025 tanpa kendala.