Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengasuh Ponpes di Situbondo Sebut Atap Ambruk Usai Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Kompas.com - 29/10/2025, 14:44 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Atap Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ambruk pada Rabu (29/10/2025) dini hari.

Peristiwa tragis yang terjadi sekitar pukul 00.30 WIB itu mengakibatkan 19 santriwati putri tertimpa reruntuhan atap dan genteng. 

Akibat insiden ini, belasan korban mengalami luka-luka dan dilarikan ke Puskesmas Besuki, RSUD Besuki, serta RSIA Jatimned.

Satu santriwati dilaporkan meninggal dunia, sementara tiga lainnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Baca juga: Kesaksian Santriwati Korban Asrama Ponpes Ambruk di Situbondo: Saya Terlelap, Tiba-tiba Runtuh

Korban Meninggal Dunia dan Identifikasi Korban

Korban meninggal dunia diketahui bernama P (12), seorang santriwati asal Dusun Rawan, Desa Besuki.

P yang merupakan siswi SMP ini telah dimakamkan oleh keluarganya di tempat pemakaman umum setempat. 

Kapolsek Besuki, AKP Febry Hermawan, mengonfirmasi bahwa belasan korban telah dilarikan ke rumah sakit, dan satu di antaranya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis.

Baca juga: Tragedi Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, Tewaskan 1 Santriwati

Penyebab Ambruknya Atap dan Kondisi Korban

Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, membenarkan peristiwa tersebut dan menjelaskan bahwa atap kamar santri putri ambruk setelah hujan deras disertai angin kencang.

"Setelah baru terdengar suara gemuruh asrama santri, yang ambruk itu atapnya dan bangunan tembok masih kokoh dan utuh,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jatim.

KH Muhammad Hasan juga menyebutkan bahwa korban segera dievakuasi ke puskesmas dan rumah sakit terdekat. Dari total 19 santriwati yang menjadi korban, hanya empat yang dirawat inap. 

Dua orang dirawat di RSUD Besuki dan RSIA Jatimned, sedangkan dua lainnya harus menjalani operasi karena luka yang cukup parah.

Baca juga: 1 Santri di Ponpes Dalwa Pasuruan Meninggal Terjatuh dari Tangga, Polisi Masih Melakukan Penyelidikan

Kondisi Korban Aura Adelia

Salah satu korban, Aura Adelia (14), warga Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, mengungkapkan bahwa kejadian ambruknya atap tersebut terjadi pada pukul 01.00 WIB. 

"Kejadiannya dini hari, saya bangun tahu-tahunya sudah ambruk," kata Aura saat ditemui di RSUD Besuki. Aura mengalami cedera pada kaki kanan dan harus menunggu proses jahitan dari dokter. Rencananya akan dijahit pada Kamis (30/10/2025).

Aura juga menyebutkan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti jumlah korban, namun mendengar kabar ada sekitar sepuluh orang yang terlibat.

"Saya kurang hafal korbannya ada berapa, kabarnya ada 10 orang, satu meninggal dunia, saya tidak tahu namanya," ujarnya.

Baca juga: Baznas Ingin Libatkan Ponpes dan UMKM Binaan untuk Pasok Bahan Pangan MBG

Penyelidikan dan Koordinasi dengan Polres

Kapolsek Besuki, AKP Febry Hermawan, menambahkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres dan tim identifikasi terkait insiden ini.

"Kami masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab ambruknya atap tersebut. Kapolres sudah berangkat ke lokasi," ungkapnya.

Sebagian artikle telah tayang di Kompas.com dengan judul: Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, Diduga Ada Santriwati Meninggal dan Tribun Jatim dengan judul: BREAKING NEWS : Atap Pondok Pesantren di Situbondo Ambruk Timpa Belasan Santri, 1 Tewas.

 

 

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau