Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Baru Properti Indonesia 2026: Inovasi dan Serbuan Investasi Global

Kompas.com - 01/11/2025, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti Indonesia kini berada di titik persimpangan yang paling menarik dalam beberapa dekade terakhir.

Bukan lagi sekadar cerita pertumbuhan, tetapi kisah "Jurang Kualitas" (Flight to Quality) yang memaksa para pemilik aset untuk berinovasi atau terancam ditinggalkan.

Dinamika pasar di setiap sektor, mulai dari gedung perkantoran tua, logistik modern, hingga pariwisata, telah didorong tren global, didukung oleh kebijakan pemerintah, dan dipicu gelombang transformasi digital Akal Imitasi (AI) serta pergeseran rantai pasok global.

Paradoks Jakarta: Gedung Kosong, Tapi Harga Sewa Naik

Ibu kota Jakarta saat ini menghadapi situasi unik: tingkat kekosongan (vacancy rate) perkantoran tertinggi di Asia Pasifik, namun secara bersamaan, harga sewa Gedung Grade A justru meningkat.

Baca juga: Tranformasi Pasar Properti Premium Serpong, Kualitas Ungguli Kuantitas

Dengan total stok sekitar 10 juta meter persegi dan 3 juta meter persgei di antaranya merupakan ruang kantor kosong, kondisi perkantoran Jakarta tampak menantang.

Oleh karena itu, kenaikan harga sewa yang terjadi merupakan sebuah paradoks. Apa yang menyebabkan harga sewa melesat?

Head of Insights & Advisory, Asia Pacific and Head of Research, Indonesia at JLL, James Taylor, mengatakan, paradoks ini didorong oleh tren flight to quality global.

Menurutnya, perusahaan, baik korporasi Indonesia maupun multinasional, memanfaatkan ketersediaan ruang untuk pindah dari gedung lama (Grade B/C) ke gedung premium (Grade A).

"Mereka mencari spesifikasi terbaik, fasilitas unggulan, lokasi prima, dan yang terpenting punya sertifikasi hijau atau green certification untuk memenuhi target keberlanjutan," ujar James, Kamis (30/10/2025).

Baca juga: Logistik dan Pusat Data, Emas Baru Sektor Properti Indonesia

Faktor pemengaruh lainnya adalah mandat Return to Office (RTO). Indonesia mencatatkan mandat RTO 5 hari kerja di kantor, paling tinggi di Asia.

Hal ini memperkuat permintaan terhadap kantor, tetapi hanya untuk ruang yang layak didatangi alias destination office yang dilengkapi wellness amenities, restoran, dan aksesibilitas tinggi, terutama dekat MRT.

Solusi Repurposing Aset Usang

Gedung-gedung tua yang kian terombang-ambing menghadapi dua opsi yakni retrofit ekstensif, mencontoh Empire State Building yang berusia hampir 100 tahun namun kini menjadi salah satu gedung terhijau, atau perubahan fungsi (ichange of use).

Peluang perubahan fungsi yang paling prospektif di antaranya mengubah kantor menjadi hunian sewa jangka panjang, yang sudah menjadi kelas aset mapan di Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Australia.

Baca juga: Batam Siap Jadi Hub Kesehatan Asia Tenggara, Mayapada Investasi Rp 1 Triliun

Kemudian mengonversi sebagian atau seluruh gedung menjadi fasilitas klinik, rumah sakit, atau tempat riset dan pengembangan.

Selain itu, menjadikannya sebagai pusat data alias data center juga merupakan keputusan yang patut dipertimbangkan. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau