KOMPAS.com - Tepat saat perayaan Halloween, para astronom menemukan “tamu hantu” di langit galaksi Bima Sakti. Bentuknya menyerupai kelelawar raksasa dengan sayap terbuka — sebuah nebula bercahaya merah yang tampak seolah melayang di antara bintang-bintang.
Fenomena ini diabadikan oleh VLT Survey Telescope (VST) milik European Southern Observatory (ESO) yang berlokasi di Gurun Atacama, Chile. Nebula ini membentang seluas empat kali diameter Bulan purnama, dan berada di antara dua rasi bintang selatan: Circinus dan Norma, sekitar 10.000 tahun cahaya dari Bumi.
“Bayangannya seperti makhluk bersayap yang muncul dari kegelapan,” tulis tim astronom ESO dalam rilisnya.
Baca juga: Teleskop James Webb Tangkap “Nebula Laba-laba Merah” dengan Kaki Sepanjang 3 Tahun Cahaya
Meski terlihat menyeramkan, “kelelawar kosmik” ini bukanlah hantu — melainkan tempat lahirnya bintang-bintang baru. Nebula tersebut merupakan daerah pembentukan bintang (stellar nursery), yakni kumpulan padat gas dan debu antarbintang.
Ketika bintang-bintang muda mulai terbentuk dan memancarkan energi besar, mereka memanaskan atom hidrogen di sekitarnya hingga bersinar merah terang — warna khas yang tampak mendominasi foto nebula ini.
Sementara itu, urat-urat gelap seperti tulang sayap kelelawar merupakan awan gas yang lebih dingin dan padat. Di dalamnya, gaya gravitasi menarik materi hingga akhirnya runtuh dan melahirkan bintang-bintang baru.
“Apa yang tampak seperti hantu angkasa sebenarnya adalah mesin bintang paling produktif di alam semesta,” tulis ESO.
Baca juga: Nebula Kupu-Kupu, Keindahan yang Menyimpan Petunjuk Asal Usul Bumi
Bagian-bagian paling terang dari Nebula Kelelawar telah tercatat dalam RCW Catalogue, daftar wilayah pembentuk bintang di langit selatan yang disusun sejak 1960-an.
Sayap kanan kelelawar dikenal sebagai RCW 94, sementara tubuh bercahaya merahnya adalah RCW 95. Adapun bagian lainnya belum memiliki nama resmi — menambah aura misterius dari “kelelawar angkasa” ini.
Katalog RCW membantu ilmuwan memetakan ratusan wilayah pembentukan bintang di Bima Sakti. Dengan mempelajari cahaya yang dipancarkan nebula seperti ini, para astronom dapat memahami bagaimana bintang masif membentuk lingkungan sekitarnya dan menyebarkan unsur-unsur kimia yang menjadi dasar kehidupan.
Baca juga: James Webb Rayakan Ulang Tahun ke-3 dengan Foto Spektakuler Nebula Telapak Kucing
Citra menakjubkan ini diambil oleh VLT Survey Telescope (VST), yang dioperasikan oleh Institut Nasional Astrofisika Italia dan ditempatkan di Observatorium Paranal, Chile.
VST dirancang khusus untuk pemotretan langit berskala luas menggunakan kamera OmegaCAM beresolusi 268 megapiksel, mampu menangkap detail halus dari awan gas antarbintang.
Gabungan antara optik presisi tinggi dan kamera supertajam membuat teleskop ini mampu mengungkap struktur tipis yang tak kasatmata — mengubah gumpalan gas tak terlihat menjadi potret kosmik yang memesona.
Baca juga: Misteri Nebula Tiga Warna: Foto Spektakuler dari Observatorium Vera C. Rubin
Untuk menghasilkan gambar ini, astronom menggabungkan berbagai filter cahaya yang menangkap panjang gelombang berbeda.
Sebagian besar bentuk dan warna merahnya terekam melalui cahaya tampak (visible light) dalam proyek VST Photometric Hα Survey, yang memetakan piringan galaksi kita dengan detail luar biasa — menelusuri area tempat bintang-bintang baru dilahirkan.
Selain itu, data inframerah dari teleskop VISTA (Visible and Infrared Survey Telescope for Astronomy) turut digunakan. Melalui proyek VVV (VISTA Variables in the Vía Láctea), ilmuwan dapat menembus debu tebal nebula dan melihat struktur tersembunyi di baliknya.
Cahaya inframerah mampu menembus lapisan gas pekat, mengungkap bintang muda dan tekstur halus yang membentuk siluet kelelawar itu.
Baca juga: Uniknya Nebula Mata Kucing di Konstelasi Draco
Baik proyek VPHAS+ maupun VVV bersifat terbuka untuk publik. Siapa pun kini bisa menjelajahi miliaran piksel data yang merekam kelahiran bintang, nebula, hingga struktur spiral galaksi kita.
ESO menggambarkannya sebagai “harta karun astronomi” yang merekam dinamika kehidupan di angkasa. Setiap gambar mengingatkan kita bahwa alam semesta tak pernah benar-benar sunyi — bahkan di tempat tergelap sekalipun, penciptaan terus berlangsung.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang