KOMPAS.com - Remaja asal India, Afnan Jasim (14) dilaporkan pulih dari infeksi amoeba pemakan otak atau Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM).
Infeksi tersebut berasal dari amoeba bernama Naegleria fowleri yang menyebabkan infeksi serius pada sistem saraf pusat.
Kasus amoeba pemakan otak termasuk kasus langka, namun apabila terinfeksi menjadi sangat fatal dengan tingkat kematian sebesar 97 persen.
Lalu, bagaimana Afnan Jasim bisa selamat dari amoeba pemakan otak yang mematikan?
Baca juga: Bocah 10 Tahun di Kolombia Tewas Usai Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak di Kolam Renang
Dikutip dari The Independent, Jasim diperkirakan terinfeksi amoeba pemakan otak pada Juni 2024 setelah berenang di kolam bersama teman-temannya yang terletak di Distrik Kozhikode, Kerala, India.
Setelah berenang, ia mulai mengalami gejala terserang amoeba, seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, disorientasi, kejang, hingga hilang keseimbangan.
Ia mulai mengeluhkan kejang-kejang dan sakit kepala yang parah. Karena kondisinya tidak membaik orangtua Afnan membawanya ke dokter.
Ayah Jasim, MK Siddiqui sebelumnya tidak sengaja membaca mengenai virus Nipah dan amoeba pemakan otak yang menjadi peringatan untuk seluruh warga India.
Siddiqui berpendapat, gejala-gejala yang terjadi pada anaknya dikaitkan dengan infeksi virus Nipah.
"Saat menelusuri media sosial, saya menemukan berita tentang amoeba pemakan otak dan bagaimana anak-anak yang berenang di kolam terinfeksi. Selain itu, tidak ada seorang pun di keluarga yang memiliki riwayat epilepsi. Jadi saya memberi tahu dokter bahwa anak saya berenang di kolam setempat empat hari lalu, dan dokter mencatatnya," ungkap Siddiqui.
Ayahnya membawa Afnan ke Rumah Sakit Baby Memorial di Kozhikode setelah kejangnya tidak berhenti. Di rumah sakit tersebut, ia dirawat oleh dokter Abdul Rauf.
Baca juga: Warga AS Tewas Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak akibat Cuci Hidung Pakai Air Keran
Rauf menyampaikan, Jasim menunjukkan gejala infeksi pada Minggu (30/6/2024) dan mulai dirawat di rumah sakit pada Senin (1/7/2024).
Di rumah sakit, Rauf melakukan diagnosis awal saat Jasim dirawat 24 jam setelah masuk rumah sakit.
Setelah diobservasi, pihak rumah sakit kemudian melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mengoonfirmasi keberadaan amoeba.
Usai didiagnosis menderita amoeba pemakan otak, Jasim mulai diraawat dan diberi obat selama beberapa hari.
“Jasim telah dirawat selama 21 hari dan harus minum obat tujuh hari lagi setelah pulang dari rumah sakit,” tutur Rauf.
Di Kerala, ada lima kasus amoeba pemakan otak dan tiga di antaranya meninggal. Satu pasien lainnya sedang menjalani perawatan di rumah sakit swasta yang berada di Kochi, Kerala, India.
Sementara itu, Rauf menuturkan, hanya ada delapan pasien di dunia yang berhasil sembuh melalui tes PCR.
Kasus amoeba pemakan otak yang menyerang Jasim disebut-sebut menjadi kasus pertama di India.
Baca juga: Amoeba Pemakan Otak, Mungkinkah Jadi Pandemi dan Masuk ke Indonesia?