Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Antre Labubu dan Tiket Konser Ludes di Tengah Lesunya Ekonomi, Benarkah "Lipstick Effect"?

Kompas.com - 26/10/2024, 20:30 WIB
Chella Defa Anjelina,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan fenomena tingginya daya beli kebutuhan tersier masyarakat di tengah ekonomi negara yang lesu.

Pertanyaan ini diutarakan lewat akun X (Twitter) @kegblgnunfa****, Jumat (25/10/2024).

Dikatakan, saat ini Indonesia tengah dilanda badai PHK dan sejumlah harga barang naik, tetapi tiket konser musik selalu ludes terjual dan antrean pembelian boneka labubu yang tak bisa dibilang murah mengular.

"Fenomena apa ini, jualan susah, harga barang pada naik, PHK di mana-mana. Tapi tiket konser habis, boneka labubu antri, Iphone 16 open PO," tulis pengunggah.

Hingga Sabtu (26/10/2024), unggahan tersebut telah dilihat 2,8 juta kali, disukai oleh 52.000 pengguna, dan menuai lebih dari 700 komentar.

Menjawab pertanyaan itu, ada salah satu komentar warganet yang menyebut fenomena tersebut sebagai lipstick effect atau efek lipstik.

Lantas, apa itu lipstick effect?

Baca juga: Gelombang PHK Massal, Sinyal Lampu Kuning Manufaktur Indonesia


Fenomena lipstick effect

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin membenarkan bahwa fenomena ini disebut lipstick effect.

Lipstick effect terjadi ketika ekonomi sulit dan keuangan terbatas, tetapi masyarakat cenderung membeli barang mewah yang murah, bukan barang mewah yang mahal.

"Misalnya, tidak mampu membeli mobil mewah, mereka membeli handphone terbaik atau sepatu mahal. Mungkin mengonsumsi barang mewah membuat masyarakat merasa bahagia," ujar Wijayanto, kepada Kompas.com, Sabtu.

Dalam konteks konser musik, menurutnya ada peran dari media sosial yang ikut memengaruhi. Media sosial menjadi jembatan yang membuat penggemar merasa dekat dengan idolanya.

Hal itu berpotensi melahirkan penggemar yang fanatik yang selalu mengikuti kemana pun sang artis tampil.

Senada dengan Wiyajanto, Directur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, lipstick effect adalah fenomena naiknya permintaan barang non kebutuhan pokok di saat menjelang resesi ekonomi.

Istilah ini mulai muncul ketika resesi ekonomi pada 2008 hingga 2020, di mana dunia dilanda pandemi Covid-19.

Pada saat itu, lonjakan produk kecantikan dan perawatan tubuh atau skincare mengalami anomali.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau