Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Datangnya Hujan Bisa Diprediksi dari Permainan Layang-Layang? Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 18/10/2025, 18:30 WIB
Fatimah Az Zahra,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menyebutkan bahwa kita dapat memprediksi datangnya hujan dari permainan layang-layang.

Layang-layang merupakan permainan yang mengandalkan kekuatan dan arah angin. Unggahan tersebut menyebutkan, apabila angin bertiup ke arah utara atau barat laut, maka tak lama kemudian hujan akan datang. 

"Kata simbah-simbah di Jawa, kalau angin masih bertiup ke arah utara atau barat laut, artinya kedatangan musim hujan masih menunggu beberapa saat lagi. Mengapa?" tulis akun @stu******** pada Sabtu (11/10/2025). 

Akun tersebut juga menjelaskan, orang zaman dahulu memanfaatkan pengamatan arah angin untuk menunggu momentum menanam padi.

"Jadi, selama angin masih bergerak ke arah utara artinya simbah akan menunggu momentum menanam padi beberapa minggu lagi hingga angin berbalik arah menuju selatan," tulis akun tersebut.

Namun, benarkah prediksi datangnya hujan dapat dilihat melalui permainan layang-layang?

Baca juga: Di Tengah Cuaca Terik, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 18–19 Oktober 2025

Arah angin dapat menjadi petunjuk awal musim hujan

Ketua Pokja Prediksi Bulanan dan Musiman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Supari membenarkan bahwa arah angin dapat menjadi petunjuk awal dinamika pergantian musim di Indonesia.

Ia menjelaskan bagaimana sistem kerja layang-layang dan kaitannya dengan arah angin. 

"Permainan layang-layang pada dasarnya dikendalikan oleh arah dan kekuatan angin yang bertiup," kata Supari ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/10/2025).

Supari menjelaskan, arah angin yang dominan di suatu wilayah dapat menjadi indikator dari sistem monsun yang sedang aktif.

Baca juga: Hujan Meteor Epsilon Geminid Hiasi Indonesia pada 18 Oktober 2025, Ini Waktu Terbaik untuk Melihatnya

Dengan mengetahui monsun yang berlaku, seseorang akan dapat memperkirakan apakah musim hujan akan segera datang atau tidak.

"Sebagai contoh, di Pulau Jawa, apabila angin bertiup secara konsisten dari arah timur, yang berarti layang-layang akan mengarah ke barat, hal tersebut menandakan bahwa monsun Australia sedang aktif," katanya. 

Sistem angin tersebut bertiup dari daratan Australia menuju wilayah Indonesia dengan membawa massa udara kering yang menyebabkan berkurangnya curah hujan.

Oleh karena itu, jika monsun Australia masih bertiup kuat, hal ini menjadi indikasi bahwa musim hujan belum akan segera tiba.

"Dengan demikian, arah angin dapat menjadi petunjuk awal untuk mengenali dinamika pergantian musim di Indonesia," jelas Supari.

Baca juga: BMKG Prakirakan Wilayah Ini Akan Hujan pada 17-23 Oktober 2025

Halaman:


Terkini Lainnya
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau