Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Jawa Tidak Memiliki Marga? Ini Penjelasan Sejarawan UNS

Kompas.com - 01/11/2025, 18:15 WIB
Fatimah Az Zahra,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Instagram menjelaskan alasan orang Jawa tidak memiliki marga layaknya suku daerah lainnya yang memiliki marga.

Unggahan tersebut mengatakan bahwa budaya Jawa lebih menekankan pada nasab daripada marga. 

"Bukan tanpa alasan, ahli sejarah dan budaya mengungkap penyebab orang Jawa tidak memiliki marga, ternyata ada makna mendalam di balik tradisi penamaan ini. Jawa itu tidak mengenal marga, tapi lebih menekankan pada nasab," tulis akun @sel*********, Jumat (24/10/2025). 

Selama ini, orang Jawa memang dikenal tidak menggunakan marga. Berbeda dengan orang Batak yang dikenal memiliki marga, seperti Simanjuntak, Situmorang, atau Tampubolon.

Lantas, apa sebabnya orang Jawa tidak memiliki marga?

Baca juga: Benarkah Pulau Jawa Akan Tenggelam pada 2050? Ini Penjelasan BRIN

Orang Jawa terapkan aspek struktural vertikal

Dosen ilmu sejarah dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Harto Juwono mengatakan, pola hidup orang Jawa memandang leluhur dalam aspek struktural vertikal. 

"Sebenarnya ini lebih pada pertanyaan antropologi dan dari aspek historis lebih mengarah pada pola hidup orang jawa yang menekankan aspek struktural vertikal, yang memandang leluhur dalam garis vertikal," kata Harto ketika dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (1/11/2025). 

Harto mengatakan, masyarakat Jawa merupakan primus inter pares tunggal yang mengembangkan hubungan primordial patron klien sebagai kawula gusti.

Primus inter pares merupakan cikal bakal. Orang Jawa sebelumnya berasal dari masyarakat yang sama, lantas naik menjadi pemimpin tunggal, dan menciptakan struktur sosial hierarkis. 

"Kita lihat bahwa para pendiri dinasti di Jawa adalah primus inter pares tunggal yang mengembangkan hubungan primordial patron klien sebagai kawula gusti, contohnya raja-raja Jawa sejak zaman Erlangga," ungkap Harto.

Sementara itu, ikatan primordial patron klien adalah ikatan nilai-nilai sosial yang mengikat bentuk pengabdian antara hubungan penguasa dan kawula di mana ada timbal balik kewajiban.

Baca juga: Prompt Gemini AI Foto Studio Keluarga Adat Jawa

Marga bersifat kolektif horizontal

Harto menjelaskan, perbedaannya dengan marga adalah sifatnya yang kolektif horizontal. 

"Sementara itu, marga bersifat kolektif horizontal. Contohnya seperti di tanah Batak yang terkenal bermarga," lanjut Harto.

Pada suku yang menerapkan penggunaan marga, primus interpares-nya bersifat kolektif. Maka dari itu dapat muncul marga dalam budaya sana, seperti halnya hutan marga, tanah marga, dan sebagainya.

Hal itu menunjukkan adanya perbedaan pola hidup dalam hubungan sosial struktural antara daerah yang menerapkan marga dengan yang tidak.

Halaman:


Terkini Lainnya
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau