BANDUNG, KOMPAS.com - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 resmi dimulai di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos), Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, pada Senin (14/7/2025).
Acara ini diikuti oleh sekitar 100 siswa yang terdiri dari 52 siswa dan 48 siswi.
Berdasarkan pantauan di lokasi, siswa-siswa dan para orangtua hadir dalam acara MPLS yang dibuka secara serentak secara online.
Kegiatan MPLS diadakan di Aula Poltekesos Bandung, di mana para siswa diperkenalkan dengan lingkungan sekolah yang berada di dalam kompleks Poltekesos.
Baca juga: Sekolah Rakyat Sukabumi Dimulai, Biaya Tiap Siswa Capai Rp 48 Juta per Tahun
Dari total 100 siswa, mereka dibagi menjadi 4 rombongan belajar, dengan masing-masing kelas terdiri dari 25 siswa.
Ruang kelas dan asrama siswa terpisah, namun tetap berada di dalam kompleks tersebut.
Direktur Poltekesos, Suharma, menjelaskan bahwa tujuan dari sekolah rakyat ini adalah untuk memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Ia berharap para siswa mendapatkan pendidikan tinggi agar dapat bekerja dengan layak.
"Outcome pendidikan SRMA ini ada dua, diharapkan anak-anak bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi artinya kuliah di PT yang kredibel dan bonafit, sehingga suatu ketika bekerja dan mempunyai upah tinggi, untuk mengangkat derajat keluarga ketika sudah memiliki pekerjaan layak," ucap Suharma di sela MPLS SRMA 11.
Kegiatan MPLS dimulai dengan pemeriksaan kesehatan, yang meliputi tes lari sejauh 1,6 kilometer untuk mengukur kemampuan kebugaran para siswa.
Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan lingkungan asrama, teman-teman, sistem pembelajaran, tata tertib, serta kesepakatan waktu kunjungan orangtua.
"Intinya menurut apa yang disampaikan Pak Presiden bahwa kita tidak boleh memisahkan anak dengan orangtuanya, tetapi jangan sampai kunjungan-kunjungan orangtua itu mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Melalui kepala sekolah, akan dibuat kesepakatan kapan orangtua bisa berkunjung, kapan siswa boleh keluar, dan seterusnya," terangnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat DIY Resmi Dibuka, Vita Datang Pukul 05.00 Demi Antrean Terdepan
Kepala Sekolah SRMA 11 Bandung, Tintin Sri Suprihati, menambahkan bahwa modul pembelajaran ditetapkan oleh Kementerian Dikdasmen yang berbasis Learning Management System (LMS).
"Kalau untuk kurikulum, tetap menggunakan kurikulum nasional, hanya saja kita bersifat asrama," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini