Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ernie Siregar, Perempuan yang Menukar Nyaman Demi Masa Depan Anak Autis

Kompas.com - 08/09/2025, 05:17 WIB
Reni Susanti

Editor

Dari sana, Edufa—pusat terapi yang ia rintis—terus tumbuh. Cabang hadir di Palembang, Medan, Lampung, Cimahi, Yogyakarta, Solo, dan banyak kota lain.

Hingga kini, lebih dari 30 cabang berdiri di seluruh Indonesia. Pada September 2025, Edufa akan hadir di Pontianak.

“Banyak cabang itu berdiri bukan karena promosi, tapi karena kepercayaan. Karyawan dan konselor ikut urunan untuk buka cabang baru. Mereka percaya dengan filosofi yang dibangun,” kata Ketua Asosiasi Terapis Perilaku Indonesia (ATePI) ini.

Tumbuh Bersama Anak-Anak Istimewa

Saat ini, lebih dari 500 anak rutin menjalani terapi di Edufa. Sekitar 80 lainnya mendapat pendampingan home based. Metode ABA menjadi andalan, dengan pendekatan perilaku konsisten, konsekuensi jelas, serta keterlibatan aktif orangtua.

“Yang paling menyentuh bagi saya adalah saat mendengar suara pertama dari anak-anak non-verbal. Ada yang dulu tak bisa bicara, sekarang jadi finalis olimpiade matematika. Itu rasanya luar biasa,” ujar Ernie dengan mata berbinar.

Baginya, setiap pukulan, cakaran, atau teriakan dari anak-anak bukan alasan untuk menyerah.

“Itu pukulan anak surga. Kalau saya bisa membantu mereka bicara, mandiri, itu kebahagiaan terbesar,” tuturnya.

Filosofi: Rezeki Adalah Anak-Anak Sehat

Dari perjalanan panjang itu, Ernie belajar bahwa makna rezeki bukan sekadar uang.

“Dulu kami pikir rezeki itu uang. Sekarang rezeki itu sehat, anak-anak sehat, itu kebahagiaan luar biasa,” ucap pimpinan Edufa pusat ini.

Karena itulah, ia berusaha tidak memberatkan orangtua siswa. Edufa menerapkan sistem subsidi silang. Bagi keluarga mampu, biaya terapi penuh berlaku. Namun, bagi yang kurang mampu, ada jalan lain: belajar dan terlibat.

“Kalau nggak punya uang, orangtua harus sediakan waktu, saya yang akan ajarkan para orangtua ini. Karena tanpa keterlibatan mereka, anak tidak akan berkembang maksimal,” jelas Erni.

Mimpi ke Depan: Mandiri dan Berkarya

Ke depan, Erni ingin memperluas fokus pada remaja dan dewasa dengan autisme. Ia tengah menyiapkan balai latihan kerja agar mereka bisa belajar keterampilan, menghasilkan produk, hingga memperoleh penghasilan sendiri.

“Kami ingin anak-anak ini mandiri. Bukan hanya terapi, tapi bisa berkarya seperti melukis, memasak, membuat kerajinan. Kalau tidak ditolong, mereka hanya akan tiduran di sofa. Tapi kalau diberi kesempatan, mereka bisa bersinar,” ucapnya penuh keyakinan.

Perjalanan Ernie yang tidak mudah, menginspirasi banyak orang. Namun ucapan terima kasih dari para orangtua menjadi penghargaan terindah bagi dirinya.

“Makasih Bu Ernie, anak saya sudah bisa bicara, bisa sekolah.” Bagi Erni, kalimat sederhana seperti itu lebih berharga daripada penghargaan apa pun.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Terkini Lainnya
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Bandung
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Bandung
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Bandung
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Bandung
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Bandung
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Bandung
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Bandung
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Bandung
Kecelakaan Truk dan Honda Jazz di Tol Cipularang Km 111, Dua Orang Tewas
Kecelakaan Truk dan Honda Jazz di Tol Cipularang Km 111, Dua Orang Tewas
Bandung
Tunjangan Rumah DPRD Kabupaten Bogor Naik 100 Persen Jadi Rp38,5 Juta-44,5 Juta
Tunjangan Rumah DPRD Kabupaten Bogor Naik 100 Persen Jadi Rp38,5 Juta-44,5 Juta
Bandung
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Bandung
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Bandung
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Bandung
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau