Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Iran-Israel Memanas, Ini Strategi Mitigasi buat Penyangga IKN

Kompas.com - 24/06/2025, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com – Ketegangan geopolitik global, terutama setelah intervensi Amerika Serikat dalam konflik Israel-Iran, menciptakan ketidakpastian yang mengguncang pasar komoditas energi, termasuk batubara dan minyak.

Sebagaimana kita ketahui, batubara dan minyak adalah tulang punggung ekonomi dua penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU).

Dengan permintaan batubara global yang tertahan dan risiko kenaikan harga minyak, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian kedua wilayah ini?

Baca juga: IKN Masuki Tahap II, Ekonomi Balikpapan-PPU Siap Ngebut di Tengah Turunnya Suku Bunga

Kepala BI Perwakilan Balikpapan Robi Ariadi mengakui, ketidakpastian geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah, telah meningkatkan risiko perlambatan ekonomi global, yang berdampak pada permintaan komoditas energi.

Balikpapan, yang bergantung pada sektor pertambangan (khususnya batubara dan minyak), dan PPU, yang didorong oleh konstruksi IKN, menghadapi tantangan signifikan.

“Dampak geopolitik ini nyata. Permintaan batubara lemah, sementara harga minyak berisiko melonjak, memicu inflasi lokal. Kami terus mencermati perkembangan ini,” ujar Robi kepada Kompas.com, Senin (23/6/2025).

Proyeksi Ekonomi Balikpapan dan PPU 2025

Meskipun menghadapi tekanan geopolitik, pertumbuhan ekonomi Balikpapan dan PPU pada triwulan I-2025 menunjukkan optimisme, dengan proyeksi jangka pendek hingga menengah yang tetap kuat

Balikpapan menunjukkan pertumbuhan ekonomi 7,97 persen (YoY) pada triwulan I-2025, lebih tinggi dari 6,61 persen pada triwulan IV-2024, dan diprediksi melampaui 2024 (3,23 persen YoY).

Baca juga: Pembangunan IKN Masuki Fase Kedua, Tender Diumumkan Akhir Juni 2025

Faktor pendorongnya meliputi peningkatan produksi kilang Pertamina Balikpapan mulai triwulan IV-2025, seiring selesainya ekspansi kapasitas.

Kemudian aktivitas MICE, termasuk HUT Dekranas ke-45, yang meningkatkan sektor jasa, perdagangan, dan transportasi.

Optimalisasi lahan pertanian untuk produksi pangan yang mengurangi ketergantungan impor, dan juga long weekend triwulan II-2025 yang mendorong konsumsi rumah tangga ikut berkontribusi.

"Selain itu, stimulus ekonomi pemerintah (subsidi upah, diskon transportasi, bansos), dirilis Juni 2025, memperkuat daya beli," imbuh Robi.

Sedangkan PPU menunjukkan pertumbuhan ekonomi 23,96 persen (YoY) pada triwulan I-2025, lebih tinggi dari 21,90 persen pada triwulan IV-2024, meski diproyeksikan melambat dibandingkan 2024 (30,68 persen YoY) akibat penurunan anggaran IKN.

Baca juga: Jajaki Kolaborasi Kota Cerdas IKN, Otorita Berburu Ilmu di Rusia

Faktor pendorongnya meliputi pembangunan IKN. Dengan anggaran Otorita IKN naik dari Rp 5,4 triliun menjadi Rp 13,5 triliun, dapat memicu eskalasi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, peningkatan produksi pangan melalui optimalisasi lahan pertanian, dan long weekend dan stimulus ekonomi yang mendorong konsumsi juga santa berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi PPU.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau