Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Tahun Mein Kampf, Gagasan Hitler Masih Tetap Berbahaya

Kompas.com - 18/07/2025, 12:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Hans Pfeiffer/DW Indonesia

KOMPAS.com - Adolf Hitler masih "hidup", setidaknya di dunia maya. Siapa pun yang mengetikkan "Hitler" di platform X milik Elon Musk, akan segera disuguhi unggahan terbaru: Foto-foto Hitler, meme, simbol swastika, bahkan slogan "Heil Hitler".

Kelompok pendukung antisemitisme, rasisme, penganut teori konspirasi, pendukung antidemokrasi dan pengagum Hitler, terus menyebarkan racun ideologis mereka di manan-mana: di Jerman, Eropa, Amerika Serikat (AS), Amerika Latin, Timur Tengah, hingga India.

Diktator Jerman itu telah mati 80 tahun lalu, namun bisnis dengan memakai nama Adof Hitler si pelaku pembantaian massal itu, hingga kini masih tetap menguntungkan. Toko buku antik di seluruh dunia masih menjual edisi lama buku Mein Kampf dengan harga tinggi.

Edisi bahasa Jerman biasanya dibanderol sekitar 250 euro (Rp 4,7 juta), versi bahasa Spanyol berjudul Mi Lucha dipatok seharga lebih dari 300 euro (Rp 5,6 juta), dan edisi bahasa Inggris dengan judul My Struggle dijual hingga sekitar 600 dollar AS (Rp 9,7 juta)di beberapa toko daring.

Sementara itu, di pasar Mesir dan portal daring India, buku itu dapat ditemukan dengan harga jauh lebih murah.

Baca juga: Siapa JD Vance, Calon Wakil Trump yang Pernah Bandingkan Trump dengan Hitler?

Mein Kampf dianggap sebagai karya panduan ideologis, dimana Hitler menguraikan pandangan fanatiknya tentang dunia, antisemitisme brutalnya, dan penghinaan terhadap demokrasi dan keberagaman.

Semua itu dituangkan delapan tahun sebelum ia naik ke tampuk kekuasaan di Jerman pada 1933.

Dalam bukunya, Hitler mengangkat bangsa Jerman menjadi "ras manusia unggul". Bahkan jauh sebelum Perang Dunia II pecah, ia sudah bermimpi tentang "Jermanisasi" wilayah Eropa Timur dan pengusiran paksa jutaan orang.

Sejarawan Austria Othmar Plockinger menjelaskan, inti perjuangan Hitler sudah tersirat dalam judul Mein Kampf.

"Yang lebih kuatlah yang akan menang, ras yang lebih unggullah yang akan berkuasa. Bahkan dalam perebutan jabatan, yang menang adalah yang paling kuat kemauannya, paling tanpa belas kasihan, yang berasal dari ras atau kemampuan yang lebih unggul."

Baca juga: Dulu JD Vance Pernah Membandingkan Trump dengan Hitler

Plockinger adalah salah satu peneliti terkemuka tentang karya ini. Ia membantu menerbitkan edisi Mein Kampf yang benar-benar memiliki wawasan. Ini edisi yang sudah diedit ulang, yang menelaah secara rinci pikiran dan bahasa Hitler, kata demi kata, dalam 2.000 halaman.

Saat Mein Kampf pertama terbit pada 18 Juli 1925, kehadirannya jauh dari sensasi hebat. Ketika buku ini pertama kali diterbitkan, gaungnya tidak luar biasa.

Hitler saat itu adalah seorang pemberontak, yang baru menjalani hukuman penjara lebih dari satu tahun atas tuduhan makar. Gerakan nasional-sosialisnya masih kecil dan nyaris tanpa pengaruh berarti di Jerman maupun Austria. Bahkan, karier politiknya tampak akan segera kandas.

Pasar buku kala itu dipenuhi oleh banyak tulisan perjuangan nasionalis dan memoar penjara yang lebih dulu beredar. Isi Mein Kampf pun dirasa kurang orisinal, bahkan oleh banyak pengikutnya dianggap mengecewakan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau