Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm Punah! Badak Jawa Diprediksi Hilang 50 Tahun Lagi, Translokasi Jadi Jalan

Kompas.com - 29/08/2025, 17:07 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Yayasan Badak Indonesia (YABI), Jansen Manansang, mengungkapkan bahwa badak jawa diproyeksikan punah pada 50 tahun mendatang. Populasinya makin berkurang di tengah ancaman perburuan liar, laju reproduksi yang rendah, hingga degradasi habitat.

"Proyeksinya ke depan, yaitu 50 tahun lagi hasil penelitian menunjukkan kepunahan dan itu serius sekali. Memang inilah kewajiban bagi kita meningkatkan keanekaragaman genetiknya dan pengelolaan populasinya," ungkap Jansen dalam acara Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa, Jumat (29/8/2025).

Oleh sebab itu, YABI bersama Kementerian Kehutana (Kemenhut), ahli, dan TNI bakal melakukan translokasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke tempat khusus yakni Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).

Baca juga: Cegah Kepunahan, Kemenhut Translokasi Dua Badak Jawa TN Ujung Kulon

Dia menjelaskan, program tersebut bukan sekadar memindahkan individu badak ke habitat baru, tetapi juga sebagai penelitian untuk memperbanyak jumlahnya.

"YABI berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam konservasi badak jawa melalui kerja sama lintas sektor, pendekatkan ilmiah dan menggunakan spesialis, dokter, ahli medis dengan yang berpengalaman," ucap Jansen.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menyampaikan berbagai persiapan penting sudah dilakukan, antara lain pembangunan fasilitas JRSCA, di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang sebagai habitat baru.

Kedua, memilih individu badak dengan mempertimbangkan haplotipe genetik berbeda untuk menghindari inbreeding. Survei jalur pergerakan badak dan lokasi pit trap dilakukan untuk penangkapan aman.

Selain itu, survei jalur transportasi dari lokasi tangkapan ke JRSCA, termasuk habituasi badak yang akan ditranslokasi, simulasi lapangan dan finalisasi SOP untuk memastikan seluruh prosedur berjalan lancar, serta menyusun pedoman ethical assessment bersama pakar nasional maupun internasional.

Baca juga: Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan

"Kami tahu di alam ada tanda-tanda inbreeding depression, misalnya kelainan morfologi. Itu tanda bahwa mereka sudah kawin sedarah, sehingga kami ambil dari dua haploid tipe yang berbeda," tutur Satyawan.

Dia menyatakan translokasi dilakukan perlahan, untuk mencegah badak stres. Satyawan memastikan, perburuan badak jawa di Taman Nasional ini sudah terkendali.

"Kami punya bukti sekarang bahwa badak jawa sudah menyebar ke area-area yang dulu dihindari karena adanya pemburu. Di ujung ada tiga pos, pengamanan tetap 24 jam per hari, tujuh hari seminggu, 30 atau 31 hari perbulan itu tetap," ujar dia.

Populasi badak jawa bercula di Indonesia saat ini hanya 87-100 ekor. Jumlah tersebut didapatkan melalui metode model spatial count berdasarkan deteksi kehadiran badak di lokasi pengamatan oleh Balai TNUK.

Hewan ini termasuk kategori critically endangered atau terancam punah pada International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List dan Apendiks I Cites.

Baca juga: Translokasi Badak Jawa, Langkah Konservasi untuk Cegah Krisis Genetik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau