Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLH Relokasi 91 Warga Cikande, Dekontaminasi Area Terus Digencarkan

Kompas.com - 27/10/2025, 10:19 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium 137 (Cs-137) merelokasi 91 waga Cikande, Serang, Banten, imbas kasus kontaminasi radioaktif dari PT Peter Metal Technology atau PMT.

Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani, mengatakan relokasi dilakukan terhadap mereka yang tinggal di area zona merah radiasi. Area itu antara lain di zona F2 dan E di Kampung Barengkok, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande.

“Percepatan dekontaminasi dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Saat ini kami melakukan percepatan dekontaminasi lokasi dengan radiasi tinggi (zona merah) yang berada dipemukiman. Setelah dilakukan kesepakatan dengan warga Satgas kami melakukan relokasi sementara,” ungkap Rasio dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).

Baca juga: Copot Segel di Pabrik Cikande, KLH Nyatakan Lokasi Clear and Clean

Menurut dia, proses relokasi sesuai dengan prosedur keamanan radiasi yang terpantau petugas dan dokter dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Rasio menybutkan, petugas memeriksa setiap warga maupun barang bawaannya memakai alat pendeteksi radiasi. Setelah dinyatakan aman baru diperiksa di Puskesmas Cikande.

“Kami pastikan keamanan radiasi dari masyarakat dan petugas medis," ungkap dia.

Pada relokasi tahap pertama, sebanyak 63 orang telah direlokasi dari zona F di 22 Oktober 2025 lalu. Tujuannya, mempercepat dekontaminasii zona merah yang berada di pemukiman sekaligus melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Pasalnya, dekontaminasi berisiko memaparkan Cs-137 melalui debu. Dekontaminasi digelar di lokasi yang terdeteksi radiasi Cs-137, baik di area pabrik maupun di luar pabrik.

Dari total 22 pabrik yang terdeteksi paparan radiasi Cs-137, 21 pabrik telah berhasil didekontaminasi oleh Satgas. Pabrik yang selesai didekontaminasi dapat beroperasi kembali.

Baca juga: Pemerintah Hentikan Impor Limbah Logam Imbas Kontaminasi Radioaktif di Cikande

“Satgas terus melakukan percepatan dekontaminasi di samping yang berada di 22 Pabrik, dekontaminasi dilakukan pada 12 dilokasi lainnya terdeteksi Cs-137, baik berada dilahan kosong, lapak maupun pemukiman," tutur Rasio.

Dari 12 lokasi yang terdeteksi radiasi cesium 137, lima lokasi telah berhasil didekontaminasi, dan tujuh lokasi lainnya masih dalam proses dekontaminasi. Total material yang berhasil dipindahkan ke interim storage sebanyak 222,6 meter kubik setara 371 ton.

"Langkah percepatan dekontaminasi ini merupakan perintah Menteri LH/Kepala BPLH, selaku ketua harian Satgas. Paling lambat bulan Desember lokasi-lokasi yang terkontaminasi telah aman,” imbuh dia.

Satgas juga mengecek 32.363 kendaraan menggunakan radiation portal monitoring (RPM) yang dioperasikan BRIN dan KBRN Gegana Brimob Polri.

Sejak pekan lalu tidak ada lagi kendaraan yang terdeteksi terpapar cesium 137, menunjukkan indikasi penurunan penyebaran radioaktif melalui udara di Cikande.

“Kami mengapresiasi dukungan dan kerjasama warga selama proses relokasi sementara itu serta pihak yang telah mendukung mitigasi dan percepatan dekontaminasi ini,” pungkas Rasio.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau