JAKARTA, KOMPAS.com — Kemacetan yang melanda Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan, sejak Senin (18/8/2025) diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Penyebabnya, proyek galian pipa air minum (PAM) di jalur itu dijadwalkan berlangsung selama empat bulan, sampai Desember 2025.
Pantauan Kompas.com, Selasa (19/8/2025) pagi, terdapat sedikitnya lima titik galian yang menutup sebagian badan jalan.
Lokasinya antara lain di persimpangan Jalan Ir H Juanda, depan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiknas) Polri, depan RS Bhayangkara Lemdiknas atau sebelum Halte Selapa Polri, sebelum Terminal Pondok Pinang, dan seberang Jalan Pupan.
Baca juga: Eks Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Ditunjuk Jadi Ketua Dewas PAM Jaya
Setiap galian memiliki panjang rata-rata 20–25 meter dengan jarak antartitik sekitar 150 meter.
Seluruh area ditutup papan putih berlogo PAM Jaya dan Pemprov Jakarta yang bertuliskan permohonan maaf atas ketidaknyamanan warga.
Proyek tersebut merupakan bagian dari pembangunan SPAM Pesanggrahan Hilir.
Akibat penyempitan jalan di lima titik, arus kendaraan dari arah Cilandak, Ciputat, dan Kebayoran Lama tersendat parah.
Situasi makin semrawut karena adanya bus pariwisata yang berhenti menurunkan penumpang di dekat Pasar Jumat.
Klakson kendaraan pun bersahut-sahutan.
Udin (40), pengemudi ojek pangkalan di lokasi, mengatakan kemacetan semakin terasa sejak proyek dimulai.
“Jam 06.00 WIB sudah mulai macet, pas orang kerja atau antar anak sekolah. Kalau biasanya macet sebentar, sekarang lebih parah karena galian,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Nasan (65), warga sekitar. Menurutnya, kepadatan sudah terjadi sejak Senin sore saat papan pembatas proyek dipasang.
Baca juga: Apa Penyebab Macet di Jakarta Pagi Ini?
“Sudah dari tadi malam, cuma lebih parah pagi ini karena jamnya orang berangkat kerja,” kata Nasan.
Ia menambahkan, kemacetan bahkan membuat sejumlah bus pariwisata tertahan berjam-jam.
“Biasanya bus itu lewat sekitar jam 07.00 WIB, sekarang sudah mau jam 10.00 WIB masih terjebak macet,” ucapnya.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Fitria Chusna Farisa)
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini