Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Lintas Negara Mengalir untuk Ojol Jakarta, Pesanan Datang dari Negara Tetangga

Kompas.com - 04/09/2025, 06:33 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi solidaritas untuk mendukung para pengemudi ojek online (ojol) yang terdampak demonstrasi di Jakarta sejak Senin (25/8/2025) kini merambah hingga ke luar negeri.

Pesanan makanan dan minuman untuk para ojol tercatat mengalir dari Malaysia dan Singapura. Paket-paket itu kemudian dibagikan secara gratis di sejumlah titik pusat ibu kota.

Pantauan Kompas.com, Rabu (3/9/2025), sejumlah pengemudi ojol tampak mengantarkan pesanan berupa makanan dan minuman di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Baca juga: Ojol Jakarta Terus Dapat Pesanan Makanan dari Negara Tetangga: Ada yang Sampai 20 Boks

Pesanan dari Malaysia dan Singapura

Nelwan (33), seorang pengemudi ojol di Dukuh Atas, mengaku sempat terkejut saat mengetahui pesanan yang ia terima berasal dari pelanggan luar negeri.

“Awalnya saya kira orang lokal. Ternyata mereka bilang dari Malaysia sama Singapura," ujar Nelwan kepada Kompas.com.

"Bahasanya masih bisa dimengerti, pakai bahasa Melayu. Mereka cuma titip pesan supaya rezekinya bermanfaat untuk orang-orang di sini,” ucap dia lagi.

Dalam satu transaksi, Nelwan pernah diminta mengantarkan tiga kopi, tiga roti, hingga sepuluh kotak ayam goreng. Menurut dia, ada rekan sesama driver yang bahkan menerima puluhan kotak makanan dari satu pesanan.

“Semua dibagi-bagi sesuai permintaan pelanggan. Ada juga yang minta difoto untuk laporan ke customer,” tambahnya.

Baca juga: Cerita Ojol Jakarta Kaget Dapat Orderan dari Luar Negeri: Mereka Pakai Bahasa Melayu

Solidaritas lintas negara

Bagi para pengemudi, dukungan berupa pesanan lintas negara ini terasa nyata. Mereka mengaku pendapatan turun drastis akibat demonstrasi yang membuat akses jalan tertutup, lalu lintas macet, dan permintaan perjalanan menurun.

“Orderan turun banget. Jadi pesanan seperti ini lumayan membantu, apalagi pas jam makan siang,” kata Nelwan.

Hal senada disampaikan Hadi (40), pengemudi ojol yang menerima orderan dari pelanggan Singapura. Menurut dia, bentuk dukungan itu terasa unik dan jarang terjadi.

“Biasanya orang pesan buat dirinya sendiri. Ini beda, orang luar negeri malah ikut peduli. Kami jadi merasa enggak sendirian,” ujar Hadi.

Ia menduga kepedulian itu muncul karena informasi tentang kondisi Jakarta saat demo cepat menyebar melalui media sosial dan berita daring.

“Sekarang kan gampang, buka YouTube, internet, langsung tahu kondisi di sini. Jadi mereka di luar negeri juga ikut merasakan,” tambahnya.

Baik Nelwan maupun Hadi berharap aksi solidaritas ini dapat membuka mata banyak pihak bahwa kondisi pengemudi ojol di Indonesia sangat rentan terdampak situasi sosial dan politik.

“Semoga perekonomian cepat membaik, dan nasib ojek online jangan dipandang sebelah mata,” kata Nelwan.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Megapolitan
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau