Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Anjlok, Pembeli “Wait and See”

Kompas.com - 30/10/2025, 07:59 WIB
Mohamad Bintang Pamungkas

Penulis

Yuda (35), warga Tanah Abang, mengatakan baru menjual sebagian emasnya dua minggu lalu saat harga masih tinggi.

Kini ia menunggu harga kembali stabil sebelum membeli lagi.

“Dua minggu lalu saya jual pas harga masih di atas Rp 2,4 juta. Sekarang turun, tapi saya enggak langsung beli lagi. Takut nanti turun lagi, jadi nyesel,” ujarnya.

Baca juga: Tarif Transjakarta yang Akhirnya Naik Usai 20 Tahun Bertahan

Yuda menambahkan, sebagian besar rekan kerjanya juga mengambil langkah serupa.

“Teman-teman juga nahan dulu. Pada bilang, ‘nanti aja kalau udah stabil’. Soalnya harga emas ini kan gampang banget berubah,” katanya.

Meski demikian, ia tetap menilai emas sebagai instrumen investasi yang menarik untuk jangka panjang.

“Kalau buat jangka panjang tetap bagus, tapi untuk sekarang lebih baik lihat-lihat dulu,” ujar Yuda.

Baca juga: Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes: Jangan Jalan di Luar Usai Hujan

Analis: Tekanan dari Dolar dan Optimisme Global

Penurunan harga emas global dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh aksi ambil untung investor setelah harga dunia naik selama sembilan pekan berturut-turut.

Selain itu, meningkatnya optimisme terhadap kemajuan perundingan dagang Amerika Serikat dan China ikut menekan permintaan emas.

Analis riset komoditas Axis Securities, Deveya Gaglani, menilai perkembangan positif dalam perundingan kedua negara membuat investor beralih ke aset berisiko.

“Harga emas akan tetap dalam kisaran tertentu dalam waktu dekat dan kemungkinan tidak naik tinggi kecuali ada ketidakpastian global baru,” ujarnya, dikutip dari India Today, Senin (27/10/2025).

Sementara itu, CEO Aspect Bullion & Refinery, Darshan Desai, menambahkan penguatan nilai dolar AS serta sikap hati-hati The Federal Reserve (The Fed) dalam kebijakan suku bunga turut menekan harga emas di pasar internasional.

Baca juga: Daftar Wilayah Jakarta Terdampak Air PAM Mati pada 31 Oktober-1 November

Arah Harga Masih Belum Pasti

Meski harga emas menunjukkan tren penurunan, sebagian besar pembeli ritel masih menunggu kepastian pasar sebelum kembali membeli.

Bagi investor kecil, waktu pembelian dianggap krusial mengingat harga logam mulia mudah berfluktuasi dalam jangka pendek.

Dalam kondisi ini, para analis memperkirakan harga emas akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas hingga muncul faktor baru yang meningkatkan ketidakpastian global, seperti perubahan kebijakan moneter atau gejolak geopolitik internasional.

(Reporter: Lidia Pratama Febrian | Editor: Larissa Huda Muhammad Isa Bustomi)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Megapolitan
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Megapolitan
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Megapolitan
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Megapolitan
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Megapolitan
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Megapolitan
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
Megapolitan
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Megapolitan
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Megapolitan
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Megapolitan
Sopir M02 Cuma Dapat Rp 5.000 Sekali Narik: Saingan Kami JakLingko JAK41 yang Gratis
Sopir M02 Cuma Dapat Rp 5.000 Sekali Narik: Saingan Kami JakLingko JAK41 yang Gratis
Megapolitan
Pengendara Keluhkan Parkir Liar di Depan PN Jakarta Utara, Ganggu Akses Jalan
Pengendara Keluhkan Parkir Liar di Depan PN Jakarta Utara, Ganggu Akses Jalan
Megapolitan
Pesan Onad untuk Istri: I Love You
Pesan Onad untuk Istri: I Love You
Megapolitan
Terjebak Macet Dua Jam, WN Korea Selatan Ngamuk ke Sopir Taksi Online di Jaksel
Terjebak Macet Dua Jam, WN Korea Selatan Ngamuk ke Sopir Taksi Online di Jaksel
Megapolitan
Perjuangan Sri, Temani Anaknya Cari Kerja di Job Fair Disabilitas
Perjuangan Sri, Temani Anaknya Cari Kerja di Job Fair Disabilitas
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat