Yuda (35), warga Tanah Abang, mengatakan baru menjual sebagian emasnya dua minggu lalu saat harga masih tinggi.
Kini ia menunggu harga kembali stabil sebelum membeli lagi.
“Dua minggu lalu saya jual pas harga masih di atas Rp 2,4 juta. Sekarang turun, tapi saya enggak langsung beli lagi. Takut nanti turun lagi, jadi nyesel,” ujarnya.
Baca juga: Tarif Transjakarta yang Akhirnya Naik Usai 20 Tahun Bertahan
Yuda menambahkan, sebagian besar rekan kerjanya juga mengambil langkah serupa.
“Teman-teman juga nahan dulu. Pada bilang, ‘nanti aja kalau udah stabil’. Soalnya harga emas ini kan gampang banget berubah,” katanya.
Meski demikian, ia tetap menilai emas sebagai instrumen investasi yang menarik untuk jangka panjang.
“Kalau buat jangka panjang tetap bagus, tapi untuk sekarang lebih baik lihat-lihat dulu,” ujar Yuda.
Baca juga: Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes: Jangan Jalan di Luar Usai Hujan
Penurunan harga emas global dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh aksi ambil untung investor setelah harga dunia naik selama sembilan pekan berturut-turut.
Selain itu, meningkatnya optimisme terhadap kemajuan perundingan dagang Amerika Serikat dan China ikut menekan permintaan emas.
Analis riset komoditas Axis Securities, Deveya Gaglani, menilai perkembangan positif dalam perundingan kedua negara membuat investor beralih ke aset berisiko.
“Harga emas akan tetap dalam kisaran tertentu dalam waktu dekat dan kemungkinan tidak naik tinggi kecuali ada ketidakpastian global baru,” ujarnya, dikutip dari India Today, Senin (27/10/2025).
Sementara itu, CEO Aspect Bullion & Refinery, Darshan Desai, menambahkan penguatan nilai dolar AS serta sikap hati-hati The Federal Reserve (The Fed) dalam kebijakan suku bunga turut menekan harga emas di pasar internasional.
Baca juga: Daftar Wilayah Jakarta Terdampak Air PAM Mati pada 31 Oktober-1 November
Meski harga emas menunjukkan tren penurunan, sebagian besar pembeli ritel masih menunggu kepastian pasar sebelum kembali membeli.
Bagi investor kecil, waktu pembelian dianggap krusial mengingat harga logam mulia mudah berfluktuasi dalam jangka pendek.
Dalam kondisi ini, para analis memperkirakan harga emas akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas hingga muncul faktor baru yang meningkatkan ketidakpastian global, seperti perubahan kebijakan moneter atau gejolak geopolitik internasional.
(Reporter: Lidia Pratama Febrian | Editor: Larissa Huda Muhammad Isa Bustomi)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang