Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
CIRCULAR ECONOMY

Peningkatan Kesadaran Hidup Sehat Kerek Market Share AMDK Galon Bening

Kompas.com - 21/03/2023, 14:14 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Market share air minum dalam kemasan (AMDK) galon bening mengalami peningkatan dari 6 persen menjadi 8 persen pada 2022, sebagaimana tercatat dalam data Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas).

Hal tersebut berbanding terbalik dengan market share galon guna ulang dari plastik keras polikarbonat yang merosot dari 94 persen menjadi 92 persen.

Sekretaris Jenderal Asparminas Eko Susilo mengatakan bahwa kesadaran hidup sehat pada masyarakat menjadi salah satu penyebab peningkatan penggunaan galon bening.

Menurutnya, selama ini, masyarakat tidak menyadari bahwa penggunaan galon isi ulang yang terbuat dari polikarbonat bisa berdampak kurang baik terhadap kesehatan.

Pasalnya, Bisphenol-A (BPA) pada bahan polikarbonat berpotensi mencemari air minum pada galon isi ulang yang digunakan berulang kali.

“Dari 30-40 juta galon yang beredar di Indonesia saat ini, sebanyak 90 persen adalah galon guna ulang polikarbonat,” ujar Eko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Produsen AMDK Lokal Dorong Penjualan Galon Kemasan Bebas BPA

Ia mengatakan bahwa pemerintah punya kewajiban untuk melindungi masyarakat dan harus mengambil langkah tepat sebelum terlambat. Salah satunya melalui pelabelan risiko BPA pada kemasan galon isi ulang.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mewajibkan pelabelan tersebut.

“(Selain melindungi konsumen), pelabelan juga bermanfaat untuk kelangsungan bisnis air minum kemasan di Tanah Air,” tutur Eko.

Geliat industri AMDK dalam negeri

Berdasarkan data Asparminas pada 2023, pertumbuhan pasar AMDK galon pada 2022 mencapai angka 4 persen. Dari data ini, pemain besar yang merupakan perusahaan asing cenderung stagnan. Sementara, pertumbuhan produsen AMDK di luar pemain besar pun tumbuh dua digit.

“Hal tersebut menjadi kabar baik bagi kami, produsen air minum kemasan lokal,” ujar Eko.

Baca juga: Apa Saja Kandungan Air Mineral yang Disebut Sehat untuk Tubuh?

Eko menjelaskan, keberhasilan pemain menengah dan kecil merebut pangsa pasar pemain besar disebabkan oleh inovasi. Hal ini bisa meningkatkan daya saing mereka.

“Pelaku usaha (AMDK menengah dan kecil) bisa lebih inovatif dan tenang dalam menjalankan usaha air minum karena sudah sesuai regulasi pemerintah. Masyarakat juga diuntungkan karena kesehatan mereka bisa lebih terjaga,” ujarnya.

Salah satu inovasi yang dilakukan pelaku AMDK menengah dan kecil adalah dengan menggunakan galon bening dari plastik jenis polyethylene terephthalate (PET).

Menurut Eko, pelaku industri AMDK menengah dan kecil dapat menghemat biaya produksi hingga Rp 1,5 triliun per tahun dengan beralih ke galon berbahan plastik PET.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau