JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 13 perusahaan yang masuk dalam pipeline penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan nilai indikatif mencapai Rp 16,65 triliun.
Adapun, aktivitas penghimpunan dana di pasar modal Indonesia hingga saat ini telah mencapai Rp 144,78 triliun dengan melibatkan 16 emiten baru.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, capaian tersebut menunjukkan geliat positif pasar modal nasional, meski menghadapi ketidakpastian global.
Baca juga: BEI: 4 Perusahaan dalam Antrean IPO 2025, Mayoritas Berukuran Jumbo
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar Pipeline penawaran umum yang masih cukup besar ini menjadi indikasi kuat bahwa pasar modal tetap menjadi pilihan strategis bagi pelaku usaha dalam memperoleh pendanaan.
Mahendra juga menyoroti capaian lain yang membanggakan, yakni pengakuan internasional terhadap tata kelola perusahaan Indonesia.
Dalam ajang ASEAN Corporate Governance Conference and Awards 2025 di Malaysia pada Juli 2025, Indonesia mencatat kenaikan skor rata-rata nasional ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) sebesar 9 persen, tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Baca juga: Baru IPO, Trimitra Trans Persada (BLOG) Bukukan Laba Rp 71 Miliar
Sebanyak empat emiten Indonesia berhasil masuk dalam daftar 50 besar ASEAN, termasuk dua bank yang menempati posisi sepuluh besar terbaik.
Kemudian, jumlah perusahaan Indonesia yang masuk dalam kategori ASEAN Asset Class juga meningkat signifikan dari sembilan menjadi 23 perusahaan.