Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan BPOM: KLB Keracunan MBG Dipicu SPPG yang Beroperasi Kurang dari Sebulan

Kompas.com - 01/10/2025, 13:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan, mayoritas satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang terkait kejadian keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG) belum lama beroperasi.

Hal itu berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap SPPG yang berkaitan dengan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan MBG periode Agustus-September 2025.

Data mengungkap 18 dari 19 SPPG yang terkait kejadian KLB keracunan MBG ternyata beroperasi kurang dari satu bulan.

Baca juga: Gaji Staf SPPG MBG Baru Cair 3 Bulan, Motivasi Kerja Terdampak

Salah satu dapur SPPG di Bangkalan KOMPAS.com / Yulian Isna Sri Astuti Salah satu dapur SPPG di Bangkalan

"Berdasarkan data kami sebagai pengawas kejadian terjadinya masalah ratusan kasus dan ribuan anak-anak kita jadi korban karena di SPPG-nya yang menjadi problem. Dan mungkin mayoritas dari mereka belum memiliki sertifikat laik hygiene sanitation," ujar Taruna dalam rapat di Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

"Data ini menunjukkan, 18 dari 19 SPPG yang bermasalah tadi ternyata itu itulah semua yang masih menimbulkan masalah sekarang ini (keracunan makanan). Sehingga kita lihat mulai dari bulan Juli sampai dengan September awal ini, itu meningkat karena masalahnya di SPPG tersebut," jelasnya.

BPOM merinci temuan-temuan pada SPPG yang menimbulkan KLB keracunan MBG, antara lain soal sanitasi, pengolah (penjamah) pangan dan waktu distribusi.

Pada poin higiene dan sanitasi, terpantau ada dua hal yang perlu dikoreksi, yakni pembersihan peralatan dan tray (nampan MBG) kurang optimal serta pembersihan bangunan SPPG dan lingkungan kurang optimal.

Baca juga: Negara Bayar Premium, Anak-anak MBG Terima Makanan Murahan

Lalu pada poin penjamah pangan terpantau dua hal yang perlu dikoreksi. Yaitu penjamah pangan ternyata belum terpapar pengetahuan terkait dengan keamanan pangan serta praktik baik selama proses pengolahan pangan tidak dilaksanakan/tidak konsisten dilakukan, misal penggunaan masker, sarung tangan, hair net (tutup kepala).

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau