Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Maman Silaban
Konsultan Individu

Aktivis dan peneliti; Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB University.

Setahun Prabowo-Gibran: Antara Janji Lapangan Kerja dan Realitas Upah Tak Seimbang

Kompas.com - 21/10/2025, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU tahun sudah sejak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengucap sumpah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Euforia politik yang mengiringi pelantikan itu masih terasa hangat di ingatan: rakyat berharap bukan hanya pada pergantian kepemimpinan, tetapi juga pada perubahan nasib.

Di antara janji-janji besar yang mereka gaungkan, satu yang paling membekas adalah komitmen menciptakan 19 juta lapangan kerja baru.

Janji itu menyala seperti lentera di tengah kekhawatiran banyak orang tentang sulitnya mencari pekerjaan layak. Namun, setahun berlalu, apakah cahaya itu benar-benar menerangi jalan?

Pertumbuhan ekonomi masih terjaga di kisaran lima persen, inflasi relatif terkendali, dan angka pengangguran terbuka menurun tipis menjadi 4,76 persen.

Pemerintah tentu punya alasan untuk menyebut ini capaian. Namun, di balik deretan statistik yang tampak indah di layar, ada kenyataan yang tidak sesederhana itu.

Pasar tenaga kerja Indonesia, ibarat timbangan besar, sedang oleng. Di satu sisi, jutaan anak muda masuk ke pasar kerja dengan semangat baru; di sisi lain, jumlah pekerjaan yang tersedia tidak bertambah secepat itu.

Baca juga: Perdebatan Luhut Vs Purbaya: Antara Ambisi Investasi dan Kehati-hatian Fiskal

Inilah yang oleh ekonom disebut ketimpangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja-supply naik, demand stagnan.

Akibatnya terasa di lapangan. Di pabrik, di sawah, di perikanan, di toko-toko daring. Banyak yang bekerja, tapi sedikit yang sejahtera. Banyak yang mendapat upah, tapi tak banyak yang cukup untuk hidup layak.

Kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke kanan, seperti kata teori ekonomi, tetapi kurva permintaan masih bergeming di tempatnya. Keseimbangan pun bergeser, bukan ke titik kesejahteraan, melainkan ke titik bertahan hidup.

Badan Pusat Statistik mencatat jumlah angkatan kerja pada Februari 2025, mencapai lebih dari 153 juta orang, naik hampir empat juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan ini adalah buah dari bonus demografi- keuntungan besar jika bisa dikelola, tetapi juga bisa menjadi bom waktu jika tidak dikelola.

Ketika lapangan kerja baru tak cukup tersedia, tekanan sosial meningkat. Sebagian pekerja masuk ke sektor informal, sebagian lain terjebak di pekerjaan kontrak pendek atau bergaji rendah.

Sementara itu, perusahaan-demi efisiensi-terus melakukan otomatisasi dan digitalisasi yang justru mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.

Pemerintah mencoba merespons situasi itu dengan berbagai program. Dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2026, Presiden Prabowo menyebut telah tercipta 3,6 juta lapangan kerja baru selama tahun pertama.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Ekbis
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau