Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norwegia Kucurkan Rp 3,5 Triliun untuk Dukung Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Kompas.com - 24/10/2025, 17:26 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Norwegia mengalokasikan dana sebesar 216 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk menekan deforestasi dan memperkuat pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Utusan Khusus Perubahan Iklim Norwegia, Nils Herman Ranum, mengatakan dukungan itu diberikan untuk membantu Indonesia mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, sekaligus mendorong ekonomi hijau.

Dana tersebut disalurkan melalui skema kerja sama berbasis hasil yang dikelola Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Baca juga: Kredit Karbon Dinilai Gagal Kurangi Emisi Perusahaan, Studi Ungkap

Menurut Nils, program yang dijalankan tidak hanya menjaga ekosistem hutan, tetapi juga menopang ketahanan pangan nasional.

“Sejauh ini Norwegia telah memberikan kontribusi sebesar 216 juta dollar AS kepada pemerintah Indonesia, yang dikelola melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup,” ujar Nils saat konferensi pers Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

“Sebagian dari dana tersebut digunakan, misalnya, untuk program agroforestry dan perhutanan sosial, yang secara tidak langsung juga berkontribusi terhadap produksi pangan,” lanjutnya.

Selain kerja sama antar pemerintah, Norwegia juga mendanai berbagai inisiatif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus pada isu lingkungan dan pemberdayaan petani kecil.

Bantuan ini diarahkan untuk meningkatkan produktivitas serta inklusi petani kakao dan kelapa sawit, agar mereka bisa menembus pasar global dan memperkuat ekonomi lokal.

“Kami, misalnya turut mendukung upaya peningkatan produktivitas dan inklusi petani kecil dalam perkebunan kakao dan kelapa sawit, serta membantu mereka terhubung dengan pasar global agar bisa meningkatkan pendapatan ekonomi, sekaligus hasil pangan dari sektor tersebut,” ujar Nils.

Baca juga: Kredit Karbon di Eropa: Solusi atau Penipuan Berkedok Iklim?

Ia menegaskan nilai utama kerja sama Norwegia–Indonesia terletak pada penerapan prinsip pertanian berkelanjutan yang menyeimbangkan tiga aspek: lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Menurutnya, praktik pertanian harus menjaga kelestarian alam, menghindari pencemaran air, dan melindungi keanekaragaman hayati.

Selain itu, Nils menilai dimensi sosial dan ekonomi juga penting. Pembangunan ekonomi seharusnya memberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal, bukan hanya meningkatkan pertumbuhan nasional.

“Sementara dari sisi ekonomi, hal ini berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi yang tidak hanya menguntungkan negara secara makro, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi komunitas lokal yang berhak mendapatkan bagian dalam pertumbuhan ekonomi di negara seperti Indonesia,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau