JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, tercatat telah menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja, mayoritas berasal dari masyarakat sekitar.
Kawasan yang berfokus pada industri pengolahan bauksit dan alumina ini menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi baru di wilayah barat Indonesia.
Sejak mulai beroperasi pada akhir 2018, KEK Galang Batang menunjukkan kinerja investasi yang signifikan.
Baca juga: KEK Kendal Jadi Basis Produksi Alat Kesehatan Rumah Sakit, Dorong Potensi Ekspor
KEK Galang BatangBerdasarkan data pengelola kawasan, nilai investasi yang ditargetkan hingga tahun 2027 mencapai Rp 36,25 triliun, mencakup pengembangan fasilitas industri, infrastruktur pendukung, serta proyek hilirisasi berbasis sumber daya alam.
“Bagi saya, pertumbuhan bisnis harus selaras dengan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar George Santos, pengusaha yang memimpin pengelolaan KEK Galang Batang, dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Menurut Santos, keberhasilan pembangunan kawasan industri tidak hanya diukur dari capaian ekonomi, tetapi juga dari kemampuan proyek tersebut menciptakan lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) lokal.
“Lingkungan kerja yang sehat menghasilkan bibit-bibit SDM unggulan baru. Semua orang harus memiliki kesempatan yang sama,” kata dia.
Baca juga: KEK Industropolis Batang Jajaki Sinergi Investasi Hijau RI–Jepang
KEK Galang Batang merupakan salah satu kawasan industri strategis yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2017.