JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor merespons soal kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal oleh produsen ban Michelin, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA).
Menurut Afriansyah, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) belum menerima laporan soal PHK tersebut.
"Belum ada laporan ke kami Kemenaker. Nanti kami cek dulu," ujar Afriansyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Respons Kemenperin soal Kabar PHK Massal Pabrik Ban Michelin Cikarang
Sebagai informasi, kabar PHK oleh PT Multistrada Arah Sarana Tbk diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
Ia bilang, PHK disebabkan menurunnya permintaan terhadap produk ban Michelin.
PT Multistrada Arah Sarana Tbk atau disingkat PT MASA dahulu didirikan dengan nama PT Oroban Perkasa pada tanggal 20 Juni 1998 berdasarkan pada Akta Pendirian No. 63. Pada tanggal 9 Desember 1996.
Perseroan perdana menawarkan saham kepada masyarkat (go public) di 2004, dengan demikian sejak tanggal 22 Desember 2004 seluruh saham Perseroan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Setelah diakuisisi oleh Compagnie Générale des Etablissements Michelin pada tahun 2020 Perseroan sukses memproduksi merek ban dari Michelin, yaitu Uniroyal dan BFGoodrich.
Kedua merek ban tersebut telah dipasarkan pada tahun 2020.
Baca juga: Pabrik Ban di Cikarang Tutup, 1.500 Karyawan Dirumahkan
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (31/7/2025).Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif juga menyampaikan hal yang sama soal kabar PHK massal PT MASA.
Menurut Febri, pihaknya belum mengetahui kabar adanya penutupan pabrik ataupun PHK di perusahaan itu.
Namun, Febri memastikan akan mengonfirmasi kabar tersebut.
"Kita belum dapat kabar kalau seandainya industri atau pabrik ban itu mengalami penutupan atau mengalami pengurangan karyawan," jelasnya saat ditemui di kantor Kemenperin pada Kamis (30/10/2025).
Ia mengatakan, permintaan dalam negeri untuk industri ban dan karet masih cukup baik, terutama dari sektor otomotif.
Namun, untuk pasar internasional, ia mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi terkininya.
Baca juga: Schneider Electric Perluas Pabrik di Cikarang, Target Produksi Ditambah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang