JAKARTA, KOMPAS.com - Hotel Grand Inna Malioboro di Yogyakarta resmi bertransformasi menjadi Grand Hotel De Djokja, menandai babak baru dalam sejarah perhotelan di kawasan Malioboro.
Transformasi ini dilakukan oleh PT Hotel Indonesia Natour (HIN), yang merupakan bagian dari InJourney Hospitality, anak usaha PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, holding BUMN sektor pariwisata dan aviasi.
Perubahan nama dan konsep hotel tersebut tidak hanya sebatas rebranding, tetapi merupakan langkah strategis untuk menghidupkan kembali identitas historis dan nilai budaya Yogyakarta sebagai destinasi heritage kelas dunia.
Baca juga: InJourney Hospitality Gaet Wisatawan Saat Waisak, Siagakan Berbagai Hotel
Hotel Grand Inna Malioboro di Yogyakarta resmi bertransformasi menjadi Grand Hotel De Djokja, menandai babak baru dalam sejarah perhotelan di kawasan Malioboro.“Transformasi Grand Hotel De Djokja bukan sekadar merevitalisasi sebuah hotel bintang lima, tetapi juga membangkitkan kembali nilai sejarah Yogyakarta yang dapat dinikmati oleh generasi masa kini dan mendatang. Heritage Legacy, Timeless Luxury bukan sekadar visi, namun juga misi kami kepada tamu dan masyarakat,” ujar Andreas Kahl, General Manager Grand Hotel De Djokja dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).
Jejak Grand Hotel De Djokja berawal pada tahun 1911, ketika hotel ini dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda dan menjadi salah satu hotel termewah di Hindia Belanda.
Sejak itu, hotel ini mengalami beberapa kali pergantian nama, yakni Hotel Asahi (1942), Hotel Merdeka (1948), Hotel Garuda (1950), Natour Garuda (1975), Inna Garuda (2001), dan terakhir Grand Inna Malioboro (2017).
Kini, lebih dari satu abad kemudian, nama Grand Hotel De Djokja kembali digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan warisan budaya Yogyakarta.
Baca juga: InJourney Hospitality Implementasikan Food Waste Management di The Meru Sanur