Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tidak Boleh FOMO dalam Investasi?

Kompas.com - 02/11/2025, 16:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena Fear of Missing Out (FOMO), yaitu rasa takut tertinggal dari kesempatan atau tren, kini memasuki dunia investasi dengan cukup kuat.

Ketika banyak orang “ikut saja” karena melihat orang lain cuan, atau karena tren viral, maka risiko yang terselubung bisa jauh lebih besar dibandingkan potensi keuntungan yang terlihat.

Apa itu FOMO dalam konteks investasi?

FOMO dalam investasi berarti mengambil keputusan membeli atau menempatkan dana karena khawatir tertinggal kesempatan, bukan karena analisis yang matang terhadap instrumen investasi, profil risiko, dan rencana keuangan.

Baca juga: Tips Keuangan ala Menkeu Purbaya: Suka Belanja Jangan Ngutang, Mau Investasi Jangan FOMO...

Ilustrasi investasi. 
Shutterstock/A9 STUDIO Ilustrasi investasi.

Mengutip pemberitaan Kompas.com pada 12 Mei 2025, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi salah satu faktor pendorong utama dalam pengambilan keputusan investasi yang impulsif, terutama di kalangan generasi muda.

Artinya, keputusan investasi yang dilandasi FOMO cenderung emosional, bukan berdasarkan analisis yang berkelanjutan.

Dampak negatif FOMO dalam investasi

Terdapat beberapa dampak nyata jika seorang investor bertindak karena FOMO.

1. Keputusan impulsif dan tidak rasional

Salah satu dampak utama FOMO adalah pengambilan keputusan investasi yang didorong oleh emosi, bukan analisis yang matang.

Baca juga: Jangan Investasi karena FOMO, Ini 5 Bahayanya

Membeli hanya karena “orang lain juga membeli”, tanpa melihat kondisi fundamental atau memahami instrumen, bisa membuat investor masuk di puncak harga.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara dalam artikel di Kompas.com pada 21 April 2025 mengatakan, fenomena FOMO pembelian emas bisa mengakibatkan lonjakan permintaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau