Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transformasi Suzuki Karimun 2000: Mobil Lawas Bergaya Retro Klasik

Kompas.com - 23/10/2025, 09:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, mobil tua sering kali dianggap tak lagi menarik. Tapi bagi pria bernama Puji, Suzuki Karimun lansiran tahun 2000 ini justru jadi karya penuh kenangan dan karakter.

Mobil mungil yang dulu sempat ingin ia jual, kini menjelma jadi Karimun bergaya retro klasik yang tampil unik di jalan.

“Mobil ini saya beli dari baru tahun 2000, tangan pertama. Umurnya sekarang sudah 25 tahun,” ujar Puji, saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Timur, belum lama ini.

Baca juga: Bukan Sekadar Gaya, Ini Alasan Orang Ganti Jok Motor

Puji mengaku konsep modifikasi yang ia usung datang dari kecintaannya pada mobil klasik, terutama Volkswagen. Karena itu, Karimun miliknya dibalut warna yang khas VW lengkap dengan sentuhan orisinal khas era 60-an.

modifikasi Karimun bergaya retro klasik kompas.com/nanda modifikasi Karimun bergaya retro klasik

“Saya terinspirasi dari mobil klasik, makanya warnanya VW banget, dan ini juga pakai spion VW. Dop ini juga dari mobil VW, saya beli langsung dari Amerika lewat eBay, biasa digunakan untuk mobil hot rod,” kata Puji.

Perjalanan modifikasi Karimun ini dimulai tahun 2007. Awalnya Puji justru berniat menjual mobil tersebut. Namun, semuanya berubah setelah ia bergabung dengan Club Karimun.

“Waktu itu saya mau jual, tapi pas mau nanya tempat cat ke anak-anak komunitas, malah kena racun. Dari situ saya mulai lihat berbagai gaya modifikasi, dan akhirnya jatuh cinta sama gaya retro klasik," kata dia.

Sejak saat itu, Karimun milik Puji mulai berubah perlahan. Bagian eksteriornya kini tampil lebih halus dan berkarakter. Ia menggunakan dop Mooneyes, mengganti grill dengan versi JDM (Japanese Domestic Market), serta memasang lampu bulat khas Wagon R Wide Jepang.

modifikasi Karimun bergaya retro klasik kompas.com/nanda modifikasi Karimun bergaya retro klasik

“Spion pakai VW Combi, bumper belakang saya bikin sendiri, khusus desainnya. Kalau aslinya kan lampunya kotak, ini saya ubah jadi bulat biar lebih klasik,” kata Puji.

Tak hanya tampilan luar, bagian dalam juga digarap serius. Puji mengubah hampir seluruh interior Karimun miliknya, mulai dari door trim, atap, karpet dasar, hingga dasbor.

“Dulu full sintetis, tapi sempat kebanjiran tahun 2020, jadi kulitnya mengelupas. Sekarang saya gabungkan antara kulit dan cat di dasbor,” kata Puji.

Sementara untuk urusan performa, Puji tetap ingin Karimun-nya punya tenaga yang sepadan dengan tampilannya. Ia melakukan porting polish, mengganti piston high compression, menambah coil berkualitas tinggi, hingga memasang modul pengapian dan header custom.

modifikasi Karimun bergaya retro klasik kompas.com/nanda modifikasi Karimun bergaya retro klasik

Bicara soal biaya, total uang untuk modifikasi yang sudah ia keluarkan agar mendapatkan tampilan Karimun retro ini juga tidak sedikit.

“Kalau dihitung-hitung sudah di atas Rp 50 juta sampai Rp 60 juta,” katanya.

Baca juga: Skema Kredit Suzuki S-Presso, Cicilan mulai Rp 3 Jutaan

Perjalanan Puji bersama Suzuki Karimun miliknya menunjukkan bahwa mobil tua bukan sekadar kendaraan, melainkan wadah untuk mengekspresikan hobi dan kenangan.

Dari niat menjual hingga berubah menjadi proyek modifikasi bergaya retro klasik, sekaligus jadi cerminan bagaimana kreativitas dan dorongan komunitas bisa menghidupkan kembali mobil lawas menjadi sesuatu yang bernilai personal sekaligus estetik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau