JAKARTA, KOMPAS.com - Progres pembangunan pabrik BYD di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Pabrikan mobil listrik asal China itu memastikan proses berjalan sesuai jadwal dan target pemerintah, yakni siap beroperasi pada awal 2026.
Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengatakan bahwa proses pembangunan sudah berjalan lebih dari 75 persen. Bahkan, pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah melakukan audit terhadap perkembangan proyek tersebut.
“Per hari ini progres berjalan lancar sesuai dengan ekspektasi pemerintah. Karena perlu diketahui soal pelaporan dan progres itu tanggung jawab kami ke pemerintah,” ujar Luther saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).
Baca juga: Tol JORR Macet karena Perbaikan, Ini Penjelasan Jasa Marga
Ia menambahkan, audit terakhir dari BKPM dilakukan sekitar dua bulan lalu dan hasilnya menunjukkan capaian pabrik sudah mencapai 75 persen. Artinya, saat ini angka tersebut kemungkinan sudah lebih tinggi.
Pada PEVS 2025, booth BYD dan DENZA menempati satu area seluas 800 m² yang terintegrasi di Hall B3, booth A5.“Per bulan lalu sudah ada kunjungan dari BKPM untuk mengaudit progress manufacture kita. Dan sekarang sudah disetujui mencapai 75 persen, mungkin sekarang sudah lebih karena itu dua bulan lalu,” lanjutnya.
Luther menegaskan, target BYD tetap sama, yakni menyelesaikan pembangunan pabrik di akhir tahun ini. Setelah rampung, fasilitas tersebut akan langsung difungsikan untuk mendukung produksi kendaraan listrik BYD di dalam negeri.
“Target sesuai komitmen (akhir tahun rampung). Sesuai dengan target bisnis kita tentunya di momen di saat kita sudah diharapkan berkomitmen produksi, ya kita harus produksi, karena ini soal menjaga kepercayaan dari customer,” kata Luther.
Baca juga: Update Pilihan Mobil Bekas Rp 150 Jutaan: Ada Brio, Xenia, hingga Sienta
Mengutip laman resmi Badan Penghubung Pemprov Jabar, pembangunan pabrik BYD di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat, akan merekrut 18.000 tenaga kerja.
Fasilitas produksi mobil listrik BYD akan menggunakan lahan terbesar dengan luas lebih dari 108 hektar. Investasi BYD terhadap Indonesia tersebut diklaim tidak hanya akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, namun juga membangkitkan perekonomian komunitas di sekeliling area pabrik.
Eksistensi pabrik BYD di Subang juga diyakini dapat meningkatkan transfer teknologi dan keahlian pembuatan mobil listrik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang