Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Perjalanan 100 Tahun Daihatsu di Humobility World

Kompas.com - 30/10/2025, 15:15 WIB
Stanly Ravel

Editor

OSAKA, KOMPAS.com - Perjalanan Daihatsu sebagai salah satu pemain besar di dunia otomotif dimulai sejak tahun 1907, saat masih bernama Hatsudoki Seizo Co., Ltd.

Jejak panjang sejarah tersebut kini terekam di Humobility World, museum Daihatsu yang berlokasi tepat di samping kantor pusat Daihatsu Motor Co., Ltd. di Ikeda, Osaka, Jepang.

Fasilitas ini dibangun pada 2007 untuk memperingati 100 tahun kiprah Daihatsu dalam menemani mobilitas masyarakat dunia.

Nama “Humobility” berasal dari gabungan kata Human dan Mobility, yang mencerminkan filosofi Daihatsu dalam menghadirkan kebahagiaan dan kebebasan mobilitas yang fleksibel, efisien, serta ramah bagi semua kalangan.

Baca juga: Daihatsu Rocky Hybrid Siap Masuk Garasi Konsumen Indonesia Bulan Depan

Humobility World, museum DaihatsuADM Humobility World, museum Daihatsu

Awalnya, Daihatsu tidak langsung memproduksi mobil. Perjalanan panjangnya dimulai dengan kendaraan roda tiga hasil karya Hatsudoki Seizo sekitar 90 tahun lalu.

Selain itu, Daihatsu juga memproduksi salah satu mesin diesel tertua bertipe LH-25, yang dirancang khusus untuk membantu sistem irigasi pertanian dengan mengalirkan air ke sawah, terutama di daerah yang sulit mendapatkan air dari sungai.

Mesin diesel pertama Daihatsu di Humobility WorldADM Mesin diesel pertama Daihatsu di Humobility World

Mesin diesel ini bahkan dikirim ke wilayah Shiga pada 1933 dan beroperasi selama 1.000 jam per tahun selama hampir dua dekade.

Di fasilitas yang kini menjadi sarana wisata edukatif tersebut, pengunjung dapat melihat kendaraan roda tiga tipe HD. Desainnya menyerupai motor Harley klasik, namun bagian belakangnya dibuat sebagai bagasi logistik.

Kendaraan tiga roda inilah yang menjadi cikal bakal mobil komersial kecil di Jepang. Saat itu, pasar domestik masih didominasi mobil impor berharga mahal, sehingga Daihatsu berupaya menghadirkan kendaraan buatan dalam negeri yang terjangkau dan praktis.

Baca juga: Honda Siapkan 0 SUV buat Asia dan Eropa

Menariknya, nama “Daihatsu” sudah digunakan bahkan sebelum nama perusahaan resmi diubah.

Motor Roda Tiga DaihatsuKOMPAS.com/STANLY RAVEL Motor Roda Tiga Daihatsu

Karena kendaraan roda tiga kala itu tidak membutuhkan surat izin mengemudi, produksi mobil dalam negeri pun berkembang pesat. Pada 2017, tipe HD ini resmi terdaftar sebagai Historic Car oleh Japan Automotive Hall of Fame.

Bagian sejarah awal Daihatsu ini dapat dilihat di lantai 2 Humobility World, sementara lantai 3 menampilkan deretan mobil legendaris Daihatsu dari masa ke masa lengkap dengan dioramanya.

Era Mobil Rakyat Jepang

Sekitar tahun 1950-an, ketika televisi hitam-putih, mesin cuci, dan kulkas menjadi simbol “tiga harta berharga” bagi masyarakat modern Jepang, Daihatsu memperkenalkan Midget, mobil kecil yang menggantikan sepeda dan gerobak sebagai alat angkut barang. Midget yang lincah dan praktis ini mengubah gaya hidup masyarakat kala itu.

Daihatsu Midget Humobility WorldADM Daihatsu Midget Humobility World

Memasuki 1960-an, “tiga harta berharga” baru muncul: televisi berwarna, pendingin ruangan, dan mobil. Untuk memenuhi impian keluarga kecil Jepang memiliki mobil pribadi, Daihatsu menghadirkan Fellow, mobil mini pertama yang diproduksi Daihatsu dan cukup nyaman untuk keluarga beranggotakan empat orang.

Pada 1970-an, Daihatsu meluncurkan Charade, mobil kompak pertama di dunia yang menggunakan mesin tiga silinder berkapasitas 1.000 cc. Model ini sukses besar dan meraih penghargaan Motor Fan’s Car of the Year.

Baca juga: Gejala Awal CVT Rusak yang Sering Diabaikan, Ini Ciri-Cirinya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau