BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak tiga rumah di bantaran sungai di Desa Taba Baru, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, Bengkulu, hanyut akibat luapan air yang mendadak, Kamis (13/3/2025).
Arensa (35), salah satu korban banjir dari Desa Taba Baru, hanya bisa pasrah setelah rumahnya beserta semua isi di dalamnya terbawa arus.
"Semua harta saya dibawa banjir, rumah hanyut, surat Kartu Keluarga (KK), televisi, kompor, pakaian sekolah anak, raport anak-anak, semua habis tak bersisa," ujar Arensa saat di temui di lokasi banjir di Desa Taba Baru, Kamis.
Arensa adalah seorang ibu dengan tiga anak yang semuanya bersekolah.
Anak tertuanya berada di kelas II SMA, sedangkan anak kedua dan bungsunya masing-masing duduk di kelas V SD dan kelas II SD.
Kehilangan peralatan sekolah akibat banjir memaksa ketiga anaknya untuk tidak bersekolah.
"Sepatu, baju, seragam sekolah, alat tulis, bukunya terbawa banjir, maka anak-anak tidak sekolah," tambahnya.
Baca juga: Sungai Rindu Hati Meluap, 57 Rumah di Bengkulu Tengah Terendam Banjir
Sebagai buruh harian lepas, Arensa mengaku membeli tanah di bantaran sungai tersebut dengan hasil menabung.
Ia membangun rumah sederhana berukuran 2 x 4 meter di tepi sungai, yang kini telah tersapu oleh banjir.
"Saat berbuka puasa, sungai meluap mendadak menyapu rumah. Saya tidak sempat menyelamatkan harta benda," ujarnya.
Kehilangan yang dialami Arensa bukanlah satu-satunya. Tetangganya, Zurneli, juga mengalami kerugian serupa.
Ia kehilangan rumahnya dan tidak memiliki harta tersisa, sementara anaknya yang duduk di bangku SMP juga tidak bisa bersekolah karena seragamnya tersapu oleh air.
Baca juga: Banjir di Sumbar, Jembatan Gantung Putus dan Warga Sekampung Terisolasi
Secara keseluruhan, setidaknya tiga rumah di Desa Taba Baru terkena dampak banjir.
Banjir juga melanda Desa Rindu Hati, merusak sekitar satu hektar sawah milik warga.
Lukman Hakim, warga setempat, menjelaskan bahwa air bah datang tiba-tiba saat warga sedang berbuka puasa.