Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Kejahatan Mayer Wenda, Tokoh OPM yang Tewas Ditembak TNI

Kompas.com - 07/08/2025, 06:24 WIB
Andi Hartik

Editor

LANNY JAYA, KOMPAS.com - Tokoh penting Organisasi Papua Merdeka (OPM), Mayer Wenda alias Kuloi Wenda tewas dalam penyergapan oleh Komando Operasi Habema TNI.

Penyergapan ini berlangsung di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, pada Selasa, 5 Agustus 2025, sekitar pukul 16.30 WIT.

Mayer Wenda tercatat terlibat dalam beberapa aksi kejahatan, di antaranya:

  1. Tanggal 27 November 2012, terlibat dalam pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan, dan pembakaran Mapolsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya.
  2. Tanggal 28 Juli 2014, melakukan penghadangan terhadap patroli Polri di jalan Indawa - Wamena, Kampung Nambume, Distrik Indawa, Kabupaten Lanny Jaya.
  3. Tanggal 10 September 2012, melakukan pembunuhan terhadap anggota Polres Tolikara dan merampas senjata api inventaris Polres Tolikara di jalan trans Karubaga - Wamena, Desa Milineri, Distrik Wenam, Kabupaten Tolikara.
  4. Tanggal 28 Juli 2014, terlibat dalam tindak pidana pencurian dengan kekerasan dan penganiayaan di jalan raya antara Distrik Indawa dan Distrik Pirime.

Atas aksi kejahatannya itu, Mayer Wenda masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/05/VII/2014/Papua/Lanny Jaya, yang dikeluarkan pada 28 Juli 2014.

Baca juga: Tokoh Penting OPM Mayer Wenda Tewas dalam Penyergapan Koops Habema TNI di Lanny Jaya

Mayer Wenda juga masuk dalam DPO Polda Papua melalui surat Nomor: DPO/47/VIII/2016/Ditreskrimum tertanggal 9 Agustus 2016.

"Setelah sempat menghilang, pada tahun 2014 ia kembali muncul di Kabupaten Lanny Jaya dan memperkuat sayap bersenjata OPM dengan memegang peran strategis sebagai Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya," kata Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Tokoh OPM Mayer Wenda Tewas Ditembak, TNI Sebut Operasi Dilakukan secara Terukur

Lucky mengungkap alasan menembak mati Mayer Wenda. Lucky menyebut, Mayer Wenda dan rekannya melakukan perlawanan bersenjata saat disergap.

"Akibatnya, Mayer Wenda meninggal dunia di lokasi bersama satu orang lainnya yang diduga adiknya, Dani Wenda," ujarnya.

Kedua jenazah kemudian dibawa ke RSUD Wamena untuk proses lebih lanjut, dan telah dilakukan koordinasi dengan aparat terkait.

Lucky menegaskan, tindakannya itu sudah sesuai prosedur hukum. Pihaknya melakukan hal itu terhadap pihak-pihak yang melakukan perlawanan atau mengancam keselamatan masyarakat serta aparat keamanan.

"Keamanan masyarakat Papua adalah prioritas kami. Setiap ancaman akan ditindak tegas demi menjaga kedamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkasnya.

Barang bukti yang diamankan dalam penyergapan itu antara lain:

  • 1 pucuk senjata revolver beserta 24 butir munisi
  • 2 buah KTP atas nama Dani Wenda dan Pemina Wenda
  • 1 unit HP Vivo
  • 1 unit HP Oppo
  • Uang tunai Rp 65.000
  • 1 buah noken

Sumber: Kompas.com (Roberthus Yewen | Aloysius Gonzaga AE)

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau