Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Beruang di Kebun Karet Bikin Warga Takut ke Ladang, BKSDA Sumsel Turunkan Tim Investigasi

Kompas.com - 07/08/2025, 16:26 WIB
Aji YK Putra,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MUSI RAWAS, KOMPAS.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan menurunkan tim untuk melakukan investigasi setelah dua petani karet di Kabupaten Musi Rawas diserang beruang.

“Kami sudah menerima laporan dan langsung mengirimkan tim ke lapangan untuk mengecek lokasi serta kronologinya,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Selatan, Yusmono, Kamis (7/8/2025).

Ia menjelaskan, tim akan menyisir dua titik lokasi yang dilaporkan sebagai tempat kemunculan beruang. Selain itu, akan dikumpulkan data terkait jumlah dan kemungkinan asal beruang tersebut.

Menurut Yusmono, beruang merupakan satwa liar yang dapat hidup di berbagai tempat, mulai dari hutan sekunder hingga area perkebunan. Namun, sejauh ini belum pernah ada laporan kemunculan beruang di wilayah tersebut.

Baca juga: Sadap Karet Sendirian, Petani Ini Nyaris Tewas Dicakar Beruang

“Ini sifatnya sementara. Kemungkinan karena musim kemarau dan beruang kesulitan mencari makan, sehingga masuk ke kebun warga,” ujar Yusmono.

Ia menduga beruang menyerang lantaran merasa terancam. Sebab, pada dasarnya beruang akan menghindari manusia.

“Jika bertemu manusia dari jarak jauh, beruang biasanya akan menghindar. Namun jika kaget atau sedang melindungi anaknya, bisa saja bereaksi menyerang,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika beruang berhasil ditemukan, maka satwa tersebut akan dievakuasi dan digiring kembali ke habitat alaminya agar tidak kembali memasuki area perkebunan.

Sebelumnya diberitakan, seorang petani karet bernama Mujianto mengalami luka parah usai diserang beruang di Desa Ciptodadi 2, Kabupaten Musi Rawas. Ia ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di kebun karet yang terletak di antara Dusun IV dan V.

Baca juga: Evakuasi Beruang Madu Kena Jerat di Riau, Polisi Terluka Kena Pisau Sendiri

“Saat ditemukan warga, korban sudah tergeletak tidak sadarkan diri. Luka-luka yang dialami diduga akibat cakaran dan gigitan beruang,” kata Sekretaris Desa Ciptodadi 2, Riski, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (6/8/2025).

Mujianto saat ini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Sobirin Muara Beliti akibat luka serius yang dideritanya.

Menurut Riski, insiden serupa terjadi beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa (29/7/2025). Saat itu, seorang petani bernama Riyanto juga diserang beruang dan mengalami luka di bagian kaki.

Serangan beruang tersebut membuat para petani di sekitar lokasi khawatir untuk beraktivitas di kebun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau