BONE, KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa ribuan warga dan mahasiswa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), berakhir ricuh hingga Rabu dini hari (20/8/2025).
Di tengah kericuhan tersebut, sejumlah awak media menjadi korban intimidasi, termasuk jurnalis televisi nasional yang mengalami kekerasan fisik dan perampasan alat peliputan.
Salah satu korban adalah Zulkifli Natsir, jurnalis dari CNN Indonesia (Trans Media), yang mengaku mendapat perlakuan kasar dari aparat keamanan saat meliput bentrokan.
"Saya dicekik dan diseret, kamera dirampas dan seluruh materi liputan dihapus paksa oleh petugas berseragam loreng," kata Zulkifli Natsir kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (20/8/2025).
Baca juga: Menghilang Usai Demo, Bupati Pati Sudewo Muncul Lagi dalam Sebuah Video Call
Intimidasi tersebut terjadi saat aparat melakukan tindakan represif terhadap sejumlah pengunjuk rasa yang diamankan.
Beberapa jurnalis yang merekam insiden kekerasan itu juga turut menjadi sasaran aparat keamanan.
Aksi protes terhadap kenaikan PBB-P2 dimulai pada pukul 13.15 WITA, dengan massa memadati area depan kantor Bupati Bone.
Bentrokan pecah antara pengunjuk rasa dan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP. Meski Pemerintah Kabupaten Bone memutuskan untuk menunda kenaikan PBB-P2, kericuhan terus berlanjut hingga pukul 00.30 WITA, bahkan di bawah hujan deras.
Sejumlah titik bentrokan dilaporkan memanas, terutama saat aparat mencoba membubarkan massa secara paksa. Dalam kondisi kacau tersebut, peliputan media terganggu, bahkan sebagian jurnalis mengalami kekerasan yang tidak seharusnya terjadi dalam iklim demokrasi.