SALATIGA, KOMPAS.com - Kericuhan yang terjadi saat unjuk rasa di sekitar Mapolres Salatiga, Jawa Tengah, pada Jumat (29/8/2025) berdampak pada sejumlah warga.
Beberapa di antara mereka, termasuk dua ibu hamil dan tiga orang lanjut usia, menjadi korban akibat tembakan gas air mata yang diluncurkan oleh petugas.
Meskipun sebagian besar warga lainnya hanya mengalami dampak ringan, mereka tetap mendapatkan penanganan medis dari Tim Dokkes Polres Salatiga.
Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan obat-obatan, tetapi juga menyerahkan bantuan sebagai bentuk kepedulian Polri terhadap masyarakat.
“Harapan kami, warga tetap tenang. Kami akan terus hadir, memberikan pelayanan terbaik, dan memastikan keamanan serta ketertiban di Kota Salatiga,” ujarnya pada Selasa (2/9/2025).
Veronica bersama tim Dokkes Polres Salatiga mengunjungi warga yang terdampak gas air mata pasca aksi unjuk rasa.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Kejadian ini sama sekali tidak disengaja, dan kami berkomitmen memberikan penanganan terbaik kepada warga yang terdampak,” ungkapnya.
Salah seorang warga, Munarsih, mengaku merasakan pedih pada mata dan batuk ringan akibat gas air mata.
Meskipun demikian, ia tetap berterima kasih kepada kepolisian yang bertindak tegas sehingga situasi di Kota Salatiga tetap kondusif.
Di sisi lain, Friskila Okta, seorang ibu hamil yang mendekati waktu persalinan, mengalami sesak napas dan perih pada mata hingga harus dirawat di RSUD Salatiga.
Beruntung, setelah mendapatkan perawatan, ia berhasil melahirkan dengan selamat.
Kondisi serupa juga dialami oleh Mutia, ibu hamil lainnya.
Baca juga: Penjelasan Rektor Unisba soal Penembakan Gas Air Mata di Lingkungan Kampu
Setelah mendapat pertolongan pertama dengan oksigen, kesehatannya berangsur membaik.
“Awalnya saya penasaran keluar rumah saat mendengar keributan, mata terasa perih lalu masuk rumah. Karena masih ingin tahu, saya keluar lagi, tapi rasa perih semakin parah disertai sesak napas,” katanya.
Situasi ini menunjukkan pentingnya perhatian dan penanganan yang cepat terhadap warga yang terdampak, serta perlunya komunikasi yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini