Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kostum Iron Man Spons Sandal Jepit Disangka Patung Ratusan Jutanya Sahroni, Begini Kisah Perajin Tulungagung

Kompas.com - 05/09/2025, 07:17 WIB
Reni Susanti

Editor

KOMPAS.com - Eko Purnomo, perajin kostum asal Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendadak jadi sorotan nasional.

Kostum Iron Man buatannya yang sederhana sempat dituduh sebagai hasil penjarahan patung koleksi anggota DPR RI, Ahmad Sahroni.

Pria 39 tahun itu awalnya hanya mengunggah foto kostum karyanya di media sosial, Jumat (29/8/2025).

Namun, keesokan harinya, foto tersebut justru dikaitkan dengan peristiwa penjarahan rumah Ahmad Sahroni di Jakarta.

"Teman-teman nge-tag saya, bilang kalau 'Iron Man-mu viral, kamu dituduh menjarah'," cerita Eko, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Eko Dikira Jarah Patung Iron Man Milik Ahmad Sahroni, Kini Banjir Pesanan

Dari Hujatan hingga Klarifikasi

Tudingan tersebut membuat Eko kaget. Foto kostum berbahan spons sandal jepit itu disangka sebagai patung impor bernilai ratusan juta rupiah.

"Saya kaget, syok, karena bukan satu atau dua orang, tapi ribuan, bahkan jutaan netizen menghujat saya," ujarnya.

Meski demikian, Eko segera meluruskan informasi. Ia menegaskan bahwa kostum tersebut adalah hasil karyanya sendiri, bukan barang jarahan. Seiring waktu, respons publik pun berubah. Dari cibiran, kini Eko justru kebanjiran pertanyaan dan pesanan.

"Banyak yang tanya ke saya, dan pesanan pun berdatangan, terutama untuk kostum Iron Man," katanya sambil tersenyum.

Baca juga: Cerita Ridwan Kamil Bertemu Iron Man Asal Cirebon, Penolong Korban Kecelakaan Cibubur

Kreativitas dari Bahan Sederhana

Eko sudah merintis usaha pembuatan kostum karakter sejak 2019. Ia belajar secara otodidak sebelum pandemi Covid-19. Selain Iron Man, ia juga membuat kostum Transformer dan Ultraman.

"Bahan yang saya pakai sederhana, dari spons sandal jepit. Tapi saya olah dengan teknik khusus supaya menyerupai karakter aslinya," jelasnya.

Harga kostum buatannya berkisar Rp6 juta hingga Rp9 juta, tergantung tingkat kerumitan. Dalam sebulan, Eko bisa menyelesaikan satu kostum yang kemudian dijual atau disewakan untuk acara tertentu.

Dampak Viral: Antara Kerugian dan Keuntungan

Viralnya foto kostum tersebut sempat membawa dampak negatif. Akun Facebook Eko dibanjiri komentar pedas, bahkan menyinggung kondisi rumahnya yang masih sederhana.

"O.. Ini rumahnya yg jarah boneka Iron Man Sahroni," tulis salah satu netizen.

Eko mengaku sedih dengan tudingan itu. Namun, ia juga bersyukur karena kasus ini membuat karyanya semakin dikenal.

"Saya senang, karena ternyata karya saya yang murah ini dianggap setara dengan yang harganya ratusan juta," tuturnya.

Pelajaran Berharga

Kini, dua kostum Iron Man yang sempat viral sudah selesai dan dikirim ke pemesan di Eropa dan Malaysia. Dari pengalaman ini, Eko belajar pentingnya memberi watermark pada foto karyanya agar tidak disalahgunakan.

"Yang kena imbasnya nama baik saya. Takutnya pelanggan jadi tidak percaya lagi. Padahal itu Iron Man pesanan orang, bukan hasil jarahan," tegasnya.

Eko berharap kabar simpang siur segera mereda agar ia bisa kembali fokus berkarya. Ia menegaskan, kesederhanaan bahan bukanlah penghalang untuk menghasilkan karya bernilai (Penulis: Slamet Widodo, Editor: Glori K. Wadrianto)

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Regional
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Regional
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Regional
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Regional
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Regional
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
Regional
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Regional
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Regional
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Regional
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Regional
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
Regional
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Regional
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
Regional
Banjir Landa Perumahan H Saleh Samarinda, Aktivitas Warga Terganggu
Banjir Landa Perumahan H Saleh Samarinda, Aktivitas Warga Terganggu
Regional
Tunjangan Rumah DPRD Jateng Rp 79 Juta per Bulan Tertinggi se-Indonesia, Ketua: Sudah Diatur Pemerintah Pusat
Tunjangan Rumah DPRD Jateng Rp 79 Juta per Bulan Tertinggi se-Indonesia, Ketua: Sudah Diatur Pemerintah Pusat
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau