JAYAPURA, KOMPAS.com - Di balik rumah seng yang rapuh dan miring, suara tawa anak-anak terdengar pelan di Jalan Argapura I Kamboja RT 002/RW 001, Kelurahan Argapura, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua.
Di tempat ini, Regina Mansi tinggal bersama empat anak dan lima cucunya. Regina dan keluarganya hidup dalam keterbatasan tanpa penghasilan tetap.
Rumah mereka tidak memiliki toilet, tidak ada aliran listrik, dan tidak tersedia air bersih yang layak untuk dikonsumsi.
"Dua anak saya yang sudah menyelesaikan Sekolah Dasar terpaksa berhenti sekolah, karena tak ada biaya," ungkap Regina dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/9/2025).
Baca juga: Guru Besar UNM: Sekolah Rakyat Jadi Pemutus Rantai Kemiskinan
Lebih parah lagi, satu anaknya mengalami kecelakaan hingga patah kaki tiga tahun lalu dan hingga kini tidak pernah mendapatkan pengobatan.
"Anaknya hanya terbaring di rumah, dalam diam dan sakit yang ditahan sendiri," tambahnya.
Sejak kehilangan suaminya pada tahun 2016, Regina harus berperan ganda sebagai ibu dan ayah bagi keempat anak dan lima cucunya.
Tanpa pekerjaan tetap, Regina dan anak-anaknya terpaksa membeli kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air.
"Anak-anak saya yang seharusnya bermain dan belajar di bangku sekolah, justru belajar bertahan hidup," jelas Regina.
Baca juga: 2.000 Warga Brebes Dientaskan dari Kemiskinan, Wamensos: Mereka Ingin Berdaya
Meskipun tinggal di pusat perkotaan Kota Jayapura, Regina dan keluarganya belum mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah.
"Seakan-akan rumah yang kami tempati tak terlihat dari peta kepedulian pemerintah daerah," keluhnya.
Hingga tahun 2025, Regina telah menjalani delapan tahun hidup tanpa sentuhan dari pihak manapun, terutama pemerintah daerah.
"Setelah ditinggal sang suami, kami belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah secara rutin, tidak ada akses terhadap jaminan kesehatan, tidak ada fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, maupun WC," ungkapnya.
Selama ini, Regina dan keluarganya bergantung pada bantuan dan belas kasih tetangga.
"Untuk mandi dan mencuci pakaian, kami harus membeli air. Tidak ada dapur, tidak ada WC. Pakaian kami cuci dengan air seadanya. Selain itu, untuk masak, kami masak menggunakan kayu bakar," jelasnya.
Regina berharap, Pemerintah Kota Jayapura dapat memberikan bantuan untuk rumah yang layak, air bersih, WC, makanan, dan pendidikan bagi anak-anak dan cucunya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini