Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Kemiskinan di Jayapura: Keluarga Regina Hidup di Rumah Seng Miring Tanpa Air dan Listrik

Kompas.com - 05/09/2025, 09:17 WIB
Roberthus Yewen,
Reni Susanti

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Di balik rumah seng yang rapuh dan miring, suara tawa anak-anak terdengar pelan di Jalan Argapura I Kamboja RT 002/RW 001, Kelurahan Argapura, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua.

Di tempat ini, Regina Mansi tinggal bersama empat anak dan lima cucunya. Regina dan keluarganya hidup dalam keterbatasan tanpa penghasilan tetap.

Rumah mereka tidak memiliki toilet, tidak ada aliran listrik, dan tidak tersedia air bersih yang layak untuk dikonsumsi.

"Dua anak saya yang sudah menyelesaikan Sekolah Dasar terpaksa berhenti sekolah, karena tak ada biaya," ungkap Regina dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/9/2025).

Baca juga: Guru Besar UNM: Sekolah Rakyat Jadi Pemutus Rantai Kemiskinan

Lebih parah lagi, satu anaknya mengalami kecelakaan hingga patah kaki tiga tahun lalu dan hingga kini tidak pernah mendapatkan pengobatan.

"Anaknya hanya terbaring di rumah, dalam diam dan sakit yang ditahan sendiri," tambahnya.

Sejak kehilangan suaminya pada tahun 2016, Regina harus berperan ganda sebagai ibu dan ayah bagi keempat anak dan lima cucunya.

Tanpa pekerjaan tetap, Regina dan anak-anaknya terpaksa membeli kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air.

"Anak-anak saya yang seharusnya bermain dan belajar di bangku sekolah, justru belajar bertahan hidup," jelas Regina.

Baca juga: 2.000 Warga Brebes Dientaskan dari Kemiskinan, Wamensos: Mereka Ingin Berdaya

Bertahan Tanpa Bantuan

Regina Mansi bersama anak-anak dan cucu-cucunya, saat berada di dalam rumah yang ditepatinya hanya menggunakan papan, di Jalan Argapura I Kamboja RT 002/ RW 001, Kelurahan Argapura, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua.KOMPAS.COM/DOK ELIAS GOBAY Regina Mansi bersama anak-anak dan cucu-cucunya, saat berada di dalam rumah yang ditepatinya hanya menggunakan papan, di Jalan Argapura I Kamboja RT 002/ RW 001, Kelurahan Argapura, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua.

Meskipun tinggal di pusat perkotaan Kota Jayapura, Regina dan keluarganya belum mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah.

"Seakan-akan rumah yang kami tempati tak terlihat dari peta kepedulian pemerintah daerah," keluhnya.

Hingga tahun 2025, Regina telah menjalani delapan tahun hidup tanpa sentuhan dari pihak manapun, terutama pemerintah daerah.

"Setelah ditinggal sang suami, kami belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah secara rutin, tidak ada akses terhadap jaminan kesehatan, tidak ada fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, maupun WC," ungkapnya.

Selama ini, Regina dan keluarganya bergantung pada bantuan dan belas kasih tetangga.

"Untuk mandi dan mencuci pakaian, kami harus membeli air. Tidak ada dapur, tidak ada WC. Pakaian kami cuci dengan air seadanya. Selain itu, untuk masak, kami masak menggunakan kayu bakar," jelasnya.

Regina berharap, Pemerintah Kota Jayapura dapat memberikan bantuan untuk rumah yang layak, air bersih, WC, makanan, dan pendidikan bagi anak-anak dan cucunya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau