GORONTALO, KOMPAS.com - Danish Abdillah Alfaqih, seorang atlet berkuda berusia 14 tahun asal Provinsi Gorontalo, berhasil meraih prestasi gemilang di Grand Prix International Horseback Archery Alliance (IHAA) Asian Nation Cup 2025 Stage 1 yang berlangsung di Kota Serpukhov, Rusia.
Meskipun menggunakan sepatu pinjaman dari temannya, Danish berhasil meraih peringkat pertama dalam kategori Raid 233, peringkat ketiga pada Tower 90, dan peringkat ketiga secara umum untuk kategori junior.
“Awalnya hanya menggunakan sepatu plastik, tapi saat mau berangkat ke Rusia dapat pinjaman sepatu dari temannya,” kata Mariana Wijayanti, ibu Danish Abdillah, Jumat (5/9/2025).
Mariana menambahkan bahwa harga sepatu kulit cukup mahal, dan mereka harus menyiapkan tiket serta keperluan lain selama mengikuti kejuaraan di Rusia.
Baca juga: Kejuaraan Berkuda Piala Presiden 2025, Nusrtdinov Zayan Tampil Apik Jelang Asian Youth Games
Sepatu pinjaman tersebut menjadi salah satu faktor keberhasilan Danish dalam meraih prestasi di luar negeri.
Sebelum bertanding, Danish telah mempersiapkan diri dengan berlatih di Bogor, Jawa Barat.
Latihan tersebut tidaklah mudah; ia harus rela tidur dan makan bersama penjaga kuda di lokasi latihan karena keterbatasan biaya.
“Atlet lain menginap di vila, saya tidur di rumah penjaga kuda,” ungkapnya.
Mariana menjelaskan bahwa lokasi pelatihan tersebut memiliki fasilitas vila untuk penginapan, namun mereka tidak mampu membayar biaya menginap yang mencapai ratusan ribu rupiah per malam.
“Papanya sempat tanya ke Danish apakah mau menginap dan makan di rumah penjaga kuda, ternyata ia mau. Jadilah ia tidur bersama penjaga kuda,” ujarnya.
Danish mulai berlatih berkuda pada usia 11 tahun di Wadala Stable, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.
Di sana, ia berlatih menunggang kuda kesayangannya bernama Ahmar.
Baca juga: Buka IHAA 2025, Wakil Ketua DPR Bangga Indonesia Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Panahan Berkuda
Dengan kecepatan tinggi, ia mampu melesatkan anak panah ke tiang sasaran, tanpa memegang tali kekang kuda.
Danish berlatih bersama adiknya, Dafinah Aliyah Nurabidah, yang juga merupakan atlet berkuda.
Pelatih Danish, Husen Alamri, menyatakan bahwa kesiapan mental Danish sangat berpengaruh terhadap kemampuannya mengendalikan kuda, terutama saat berlomba dengan kuda lokal Rusia yang belum pernah ia naiki sebelumnya.