Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Baca di Tengah Hutan, Tumbuhkan Cinta Konservasi pada Anak-Anak Tahura Lampung

Kompas.com - 23/10/2025, 11:00 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Sebuah rumah baca dibangun di tengah kawasan hutan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, Lampung.

Rumah baca ini bertujuan untuk memberikan edukasi konservasi kepada anak-anak desa yang tinggal di sekitar hutan tersebut.

Kepala Unit UPTD Tahura Wan Abdul Rachman, Eny Puspasari mengungkapkan, saat ini diperkirakan terdapat 9.000 hingga 18.000 Kepala Keluarga yang menggantungkan hidupnya dari garapan lahan di kawasan hutan.

Baca juga: Sitta Alia, Pustakawan Perempuan Penjaga Api Literasi di Kabupaten Bogor

Menurutnya, sekitar 80 persen dari luasan tutupan hutan Tahura Wan Abdul Rachman dinyatakan sebagai open area. Kondisi ini menunjukkan perubahan tutupan hutan menjadi kebun campuran akibat aktivitas masyarakat.

"Karena itu, upaya penyadartahuan masyarakat sejak dini menjadi sedemikian penting dalam mewujudkan hutan lestari di Tahura," kata Eny kepada wartawan pada Kamis (23/10/2025).

Pelestarian Alam

Eny menambahkan, rumah baca tersebut menyediakan buku-buku bacaan mengenai pentingnya pelestarian alam yang dapat diakses gratis oleh anak-anak di sekitar Tahura.

Rumah baca ini merupakan hasil kolaborasi antara Satintelmed BAIS TNI, PGN, dan Yayasan Flight Indonesia.

Baca juga: Perjuangan Hikmah Tingkatkan Literasi Warga Desa dari Rumah Baca

Sementara itu, Direktur Yayasan Flight Indonesia, Marison Guciano menjelaskan, upaya penyadartahuan yang dilakukan akan berjalan beriringan dengan berbagai program peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk pengembangan kopi ramah burung.

Marison menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya hutan secara bijak dan berkelanjutan.

"Kita berharap rumah baca ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian anak-anak desa untuk melestarikan Tahura Wan Abdul Rachman," ujarnya.

Kawasan hutan Tahura sendiri menghadapi tantangan dalam pengelolaan, terutama terkait dengan menurunnya kualitas hutan atau degradasi hutan, yang salah satunya disebabkan oleh tekanan dari pertumbuhan penduduk.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Rekayasa Cuaca di Jateng Diklaim Kurangi Hujan 70 Persen
Rekayasa Cuaca di Jateng Diklaim Kurangi Hujan 70 Persen
Regional
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Regional
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Regional
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
Regional
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Regional
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
Regional
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau