Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Juta Warga Banten Sudah Jalani CKG, Terbanyak Terkena Hipertensi

Kompas.com - 23/10/2025, 15:50 WIB
Rasyid Ridho,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 3.068.482 warga Provinsi Banten telah mengikuti program cek kesehatan gratis (CKG).

Dari total yang telah dicek, 20 persennya diketahui mengidap penyakit hipertensi.

"Paling banyak tentu untuk penyakit tidak menular untuk orang dewasa sampai dengan lansia adalah hipertensi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, kepada Kompas.com di Kota Serang, Kamis (23/10/2025).

Ati mengatakan, bagi masyarakat yang mengidap hipertensi yang disebabkan oleh berbagai macam faktor, terutama pola hidup sehat, ini akan dilakukan pemantauan oleh petugas puskesmas.

Sebab, lanjut Ati, jika tidak dilakukan pemantauan dan pengobatan, maka akan berpotensi menimbulkan penyakit.

Baca juga: Andra Soni Sebut Paradoks Banten: Punya Banyak Pabrik, tetapi Pengangguran Tinggi

Ati menyebut penyakit yang akan timbul dari hipertensi, seperti stroke, jantung, gangguan urologi dan nefrologi, atau gagal ginjal, bahkan bisa menyebabkan kematian.

"Kalau tidak kita antisipasi dan tidak kita maintenance dengan baik, ini akan berpotensi terhadap kematian," ujar dia.

Untuk mencegah memperburuk kondisi, kader-kader kesehatan ditugaskan melakukan pencegahan dengan melakukan pemantauan melalui kunjungan rumah ke para penderita.

"Mencegah itu lebih baik daripada mengobati," kata dia.

Ati menargetkan seluruh masyarakat di Banten berjumlah 12.537.436 dapat mengikuti program dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabumi Raka ini.

Namun, untuk tahun ini, menargetkan 20 persennya dari total jumlah penduduk Banten sudah dicek.

Baca juga: KLH Ungkap Dua Jalur Utama Penyebaran Zat Radioaktif Cs-137 di Cikande Banten

"Jadi, sampai dengan akhir Desember, 20 persen masyarakat minimal dari total jumlah penduduk harus sudah dilakukan CKG," tutur Ati.

Berdasarkan data, per September 2025, ada 3.068.482 jiwa.

Namun, data yang baru dimasukkan ke dalam aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) baru 18 persennya atau 2.177.000 jiwa.

"Ini masih ada sisi gap dalam penginputan hasil dan capaian. Jadi, hasil capaian kami yang sudah terinput dari 3 juta baru sekitar 2.177.000. Jadi, masih ada gap sekitar 900.000-an," ungkap dia.

Adapun kendala di lapangan, kata Ati, masih banyak masyarakat yang belum seluruhnya sadar tentang pentingnya kesehatan.

Selain itu, ada ketakutan dan kekhawatiran dari masyarakat apabila mengikuti CKG akan diketahui kondisi kesehatannya.

Karena itu, program CKG ini diharapkan akan menyadarkan masyarakat bahwa sehat itu murah.

"Kesadaran masyarakat atas pentingnya kesehatan ini masih sangat minim. Tadi yang saya bilang, 'Ngapain saya harus dicek? Saya sehat.' Belum lagi saya takut. Takut nanti hasilnya buruk, kepikiran malah jadi sakit," tandas Ati.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau