SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir masih menggenangi Semarang, Jawa Tengah sampai hari ini, Senin (27/10/2025).
Contohnya, adalah di Jalan Pantura Semarang-Demak yang masih terendam.
Pemerintah pun menempuh berbagai upaya, mulai dengan menggunakan pompa hingga menerapkan rekayasa cuaca.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, rekayasa cuaca cukup penting agar wilayah yang tergenang bisa segera kering.
"Ini terbukti membantu supaya hujan tidak terkonsentrasi di atas Kota Semarang saja,” katanya saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Genuk, Senin (27/10/2025).
Ia mengatakan, penerapan rekayasa cuaca ini dibantu oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Baca juga: Pantura Semarang-Demak Masih Tergenang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob pada Selasa Pagi
"Sekarang kita tidak hanya mengandalkan pompa, tapi juga rekayasa cuaca dari pusat," ujarnya.
Agustina mengingatkan masyarakat dan jajaran pemerintah agar terus siaga hingga Februari 2026 mendatang karena curah hujan diperkirakan masih tinggi.
“Tidak mungkin banjir hilang dalam sekejap, karena air kiriman dari wilayah atas masih besar. Tapi sedikit demi sedikit, dengan sinergi bersama, dampaknya bisa kita kurangi,” imbuhnya.
Menurutnya, pompa air menjadi faktor kunci dalam percepatan penanganan banjir. Namun, di lapangan, sejumlah kendala teknis masih ditemui.
“Kadang pompa harus melewati jalan besar, dan itu mengganggu aktivitas warga. Ada juga yang perlu izin lintas lembaga sampai harus dikomunikasikan dengan aparat. Tapi semua kita lakukan agar air bisa segera keluar dari wilayah tergenang,” ujarnya.
Baca juga: 27 Pompa Dikerahkan Atasi Banjir Genuk Semarang, Luthfi: Operasikan 24 Jam!
Dia juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam mendukung upaya yang sedang berjalan.
“Kalau ada saluran di depan rumah yang tertutup, atau trotoar yang tidak boleh dibongkar padahal jadi titik sumbatan, itu harus kita komunikasikan. Karena kalau tidak, wilayah lain yang akan terdampak,” katanya.
Agustina menambahkan, seluruh jajarannya, dari dinas hingga kelurahan, bersama relawan telah aktif mendirikan posko kesehatan, dapur umum, dan menyalurkan logistik untuk warga terdampak.
Baca juga: 5 Mahasiswa Terdakwa May Day Semarang Divonis 2 Bulan 16 Hari Penjara
“Bantuan datang silih berganti, termasuk dari para donatur dan relawan. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu masyarakat Genuk dan sekitarnya,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang