KOMPAS.com - Industri kreatif global sedang mengalami revolusi besar karena dipicu oleh pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan personalisasi data.
Arus perubahan itu turut sampai ke Indonesia. Bahkan, sektor teknologi kreatif Tanah Air bisa menjadi salah satu pilar utama ekonomi digital dengan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Namun, industri tersebut berada di persimpangan jalan antara inovasi dan tradisi. Padahal hal ini bisa menjadi tantangan dan peluang untuk mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin global.
Kunci menghadapi tantangan itu terletak pada kemampuan bangsa Indonesia memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya dan etika.
Untuk mewujudkan potensi penuh tersebut, kolaborasi lintas sektor dan investasi serius dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah utama yang harus diprioritaskan.
Baca juga: Kampus Berdampak Dorong Sinergi Perguruan Tinggi dan Pemda Bangun SDM Unggul
Secara global, industri kreatif kini mengalami transformasi besar berkat AI. Misalnya, dengan teknologi generative AI memungkinkan siapa pun bisa menciptakan gambar, video, dan musik secara efisien, sekaligus membuka babak baru dalam produksi konten.
Menurut laporan UNCTAD tahun 2024, transformasi teknologi mengalami pertumbuhan signifikan, terutama dalam bidang desain, musik, dan konten digital yang sangat dipersonalisasi.
Adapun personalisasi merupakan kunci untuk memikat konsumen. Lewat analisis data mendalam, perusahaan dapat menyajikan konten yang benar-benar sesuai dengan preferensi individu, termasuk meningkatkan keterlibatan dan loyalitas pelanggan.
Meski demikian, pendekatan itu menuntut keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan data pribadi pengguna.
Menghadapi gelombang perubahan tersebut, Indonesia dipastikan memiliki potensi luar biasa.
Didukung oleh populasi muda yang melek digital dan kekayaan budaya beragam, sektor teknologi kreatif dapat menjadi pilar penting bagi ekonomi nasional.
Bahkan, pemerintah menargetkan nilai tambah sektor teknologi kreatif mencapai Rp 1.347 triliun pada 2024, dengan subsektor unggulan, seperti animasi, desain, dan gim digital.
Laporan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI tahun 2022 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam kontribusi ekspor produk kreatif di antara negara berkembang.
Angka tersebut membuktikan bahwa industri kreatif Indonesia tidak hanya strategis secara ekonomi, tetapi juga memiliki daya saing yang menjanjikan di panggung global.