KOMPAS.com – Sebuah penelitian dari Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengungkap bahwa kandungan arsenik pada beras merah lebih banyak daripada beras putih.
Temuan ini membuat resah banyak orang mengingat arsenik selama ini dikenal sebagai racun.
Meski demikian, dikutip dari Sciencealert, sebenarnya kadar arsenik dalam beras merah yang ditemukan masih dalam batasan aman dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
Kandungan arsenik dalam beras merah juga masih bisa dikurangi dengan beberapa cara.
Lantas, bagaimana cara untuk mengurangi kandungan arsenik dalam beras merah?
Baca juga: Ciri-Ciri Beras Merah Asli, Jangan Salah Beli
Dikutip dari The Washington Post, untuk mengurangi kadar arsenik dalam beras, bisa dilakukan dengan memperhatikan proses memasaknya.
Berikut ini cara memasak beras merah agar jumlah arsenik dalam beras bisa berkurang:
Ketua Ilmu Tumbuhan dan Tanah di University Belfast Irlandia Utara, Andrew Meharg mengatakan, dengan cara tersebut maka arsenik akan banyak terbawa pada kelebihan air yang kemudian dibuang.
Jika tidak sempat merendam beras, maka Anda bisa merebus beras setengah matang sebagai pengganti proses merendamnya.
Dalam studi tahun 2021, peneliti merebus beras setengah matang selama lima menit, lalu melanjutkan proses memasak dalam panci berisi air yang baru.
Cara ini bisa mengurangi kandungan arsenik hingga setengahnya pada beras merah, dan lebih dari dua pertiga pada beras putih.
Baca juga: Resep Nasi Goreng Beras Merah, Menu Sahur Bikin Kenyang Lama
Beras putih dan beras merah pada dasarnya memiliki banyak kesamaan mengingat keduanya sama-sama berasal dari biji padi yang sama. Yang membedakan dari keduanya hanya proses pembuatannya.
Beras putih dibuat dengan menghilangkan dua lapisan utama dari gabah, yaitu kulit ari (bran) dan lembaga (germ), sehingga yang tersisa hanya endosperma. Ini membuat beras putih tampak lebih putih, lebih halus.
Sedangkan beras merah masih memiliki kulit ari (bran) dan lembaga (germ), sehingga kandungan serat dan nutrisinya lebih tinggi. Hanya kulit luar yang keras (sekam) yang dibuang saat proses penggilingan.
Padi biasanya ditanam di sawah yang tergenang air. Arsenik yang secara alami terdapat di dalam tanah dapat larut dalam air genangan dan diserap oleh akar tanaman.
Tanaman padi menyerap arsenik karena dianggap sebagai nutrisi tanaman.
Karena proses pembuatan beras putih dengan mengupas beberapa komponen, maka tak heran kandungan arsenik lebih sedikit.
Kandungan arsenik beras putih umumnya sekitar setengah dari beras merah.
Baca juga: Yakin Swasembada Pangan, Eksponen 98: Dalam 6 Bulan Pemerintahan Prabowo, Kita Kebanjiran Beras
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini