SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah hiruk pikuk perkembangan dunia kuliner modern, ada satu nama yang tidak pernah pudar dari ingatan saat berada di Surabaya, Jawa Timur.
Kota yang tak hanya memiliki sejarah panjang dan denyut bisnis yang kuat, melainkan juga menyimpan kisah-kisah manis yang tak lekang oleh waktu.
Salah satunya adalah es krim Zangrandi, sebuah nama yang bukan sekadar merek, melainkan warisan budaya kuliner yang lahir dari cerita cinta, keberanian dan ketekunan lintas generasi.
“Zangrandi itu nama orang Italia, Roberto Zangrandi. Di tahun 1930-an beliau membuat usaha pastry. Tapi setelah kami ngobrol dengan ahli sejarah, ternyata awalnya itu dari tahun 1924. Dulu berupa bar atau lounge di Jalan Embong Malang, lalu istrinya mulai bikin es krim di rumah mereka yang sekarang jadi lokasi es krim Zangrandi,” tutur Simon Cristian, F&B Manager Graha Es Krim Zangrandi kepada Kompas.com, Kamis (3/7/2025) siang.
Baca juga: 4 Destinasi Wisata Dekat Kelenteng Hong Tiek Hian, Jejak Sejarah di Surabaya
Es krim buatan sang istri ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Dari rumah sederhana di Jalan Yos Sudarso yang saat ini tepat di sekitar Alun-alun Surabaya, lahirlah kedai es krim yang kini menjadi salah satu ikon kuliner paling legendaris di Kota Pahlawan itu.
Namun sejarah tidak selalu berjalan mulus. Pada era 1960-an, kebijakan nasionalisasi usaha milik warga asing membuat Roberto Zangrandi memutuskan untuk pulang ke negaranya.
Usaha yang dirintis dengan cinta dan ketekunan itu kemudian dijual dan diteruskan oleh sahabatnya, Adi Tanumila dan kini telah sampai ke generasi ketiga.
Konsistensi menjaga resep klasik menjadi kunci utama Zangrandi bertahan. Tidak hanya mempertahankan orisinalitas rasa, mereka juga terbuka terhadap perkembangan zaman, tanpa kehilangan jati diri.
Hingga muncul dua menu andalan yang hingga saat ini menjadi favorit, Tutty Fruity dan Banana Split.
Baca juga: Bernostalgia di Surabaya lewat Semangkuk Es Krim Zangrandi
Seperti diketahui Tutty Fruty, menu legendaris yang sudah ada sejak 1930-an, hadir dalam bentuk segitiga dengan campuran potongan buah-buahan kecil. Klasik, segar dan kaya rasa.
Bahkan namanya terukir di dinding rumah sebagai pengingat akan cita rasa otentik yang tidak pernah berubah.
Sementara itu, Banana Split merupakan representasi dari inovasi yang tetap berpijak pada perkembangan jaman. Sajian ini memadukan tiga rasa es krim antara lain cokelat, paduan kelapa dan kelapa kopyor, dan stroberi dengan tambahan pisang, saus cokelat, taburan kacang dan ceri yang menyegarkan.
“Zangrandi ini tipikal es krim jadul, teksturnya khas, agak kasar, dan bahan dasarnya full susu. Karena kandungan susu yang tinggi, es krim kami jadi lebih berat dan cepat leleh. Beda dengan es krim kemasan yang diproses dengan udara agar ringan dan mengembang,” ujar pria yang biasa disapa Simon itu.