BALI, KOMPAS.com - Suasana Dapur Bali Mula jauh dari hiruk pikuk Bali yang penuh turis.
Restoran tradisional ini menawarkan konsep tradisional di tengah desa nelayan, tepatnya di Desa Les Singaraja, Tejakula, Buleleng, Bali.
Turis dari jalur udara harus rela menempuh perjalanan darat selama tiga jam dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Dapur Bali Mula.
Itu pun, pelanggan belum tentu bisa bersantap di Dapur Bali Mula bila tidak melakukan reservasi terlebih dulu.
Lantas, mengapa Dapur Bali Mula hanya terima reservasi pelanggan?
Baca juga: Pilihan Makanan Halal saat Berlibur ke Kintamani Bali, Apa Saja?
Dapur Bali Mula adalah tempat makan milik Gede Yudiawan atau yang akrab disapa Chef Yudi.
Tempat ini sudah buka sejak 2016 silam. Setahun setelahnya, Dapur Bali Mula turut membuka dapur umum untuk pengungsi saat Gunung Agung Meletus.
Saat ini Dapur Bali Mula aktif membuka pintunya bagi para tamu, tetapi tidak bisa mendadak. Semua pelanggan wajib melakukan reservasi.
"Terima reservasi maksimum dua hari. Itu paling mepet ya," kata perwakilan Dapur Bali Mula, Arief Hartawan saat ditemui wartawan di sela trip media bersama Kopi Kenangan, Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Cara Membuat Sambal Embe Khas Bali, Ini 3 Tips Menggoreng Bawangnya
Pembuatan lawar daun cabe bum, makanan di Dapur Bali Mula."Kalau ada upacara, ya kami tutup," sambung dia.
Hal ini berkaitan dengan pemilik Chef Yudi yang kini aktif sebagai pemangku adat dan memiliki gelar sebagai Jero Mangku Dalem Suci.
Chef Yudi, begitu sapaannya, aktif sembahyang di pura suci pada hari-hari khusus di Bali.
Sesuai dengan garis patrilineal di Bali, Chef Yudi menjadi penerus keluarga dalam melaksanakan kegiatan adat di Bali.
Baca juga: Mengapa Banyak Sambal Bali Diiris Bukan Diulek?
Area depan Dapur Bali Mula.
Area depan Dapur Bali Mula.Itu sebabnya, Dapur Bali Mula akan tutup saat pemilik beserta karyawannya melakukan upacara adat.
Informasi ini akan diberi tahu kepada pelanggan saat melakukan reservasi. Bila tanggal kunjungan yang dipilih tidak sesuai, calon pelanggan akan diberi opsi hari-hari lain.
Selain jam operasional yang tidak menentu, pelanggan juga tidak dipatok membayar makanan yang dinikmati.
Sebagai gantinya, tamu-tamu yang datang ke Dapur Bali Mula, setidaknya perlu memberi donasi minimum Rp 100.000 per orang usai bersantap di tempat ini.
Baca juga: Ayam Betutu, Hidangan Khas Bali yang Pedasnya Mantap
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang