Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pangan Sedunia: 673 Juta Orang Masih Kelaparan, Habiskan Makananmu!

Kompas.com - 16/10/2025, 18:31 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KOMPAS.com - Memomentum Hari Pangan Sedunia menjadi pengingat bahwa setiap tegukan minuman dan suapan makanan ke mulut menjadi sangat berarti.

Data terbaru FAO 2025 menunjukkan, sekitar 673 juta orang masih hidup dalam kelaparan. 

Sementara itu, Indonesia berada di peringkat keempat dalam kategori sampah pangan atau food loss and waste.

Hal ini berdasarkan diskusi bersama Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2023 lalu.

"Di Indonesia ini tingkat pemborosan atau disebut sebagai food loss and waste itu mencapai angka yang cukup besar, dan kita berdasarkan diskusi dengan FAO pada 2 tahun yang lalu di Italia dan di Thailand itu bahwa Indonesia menduduki ranking keempat," ungkap Mardiono di Menara Kompas, Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: 5 Kesalahan Memasak Sehari-hari yang Turunkan Kualitas Makanan

Mardiono menyebut nilai food loss and waste di Indonesia bisa mencapai Rp 500 triliun per tahun.

"Kerugian ekonomi nasional kita itu akibat pemborosan itu angkanya cukup dramatis, yaitu mencapai Rp 500 triliun per tahun akibat pemborosan itu," ungkap Mardiono.

Adapun food loss adalah pangan yang terbuang saat proses produksi. Misalnya sayuran atau buah yang masih mentah namun sudah tak bisa diolah sehingga dibuang.

Sementara itu, food waste merupakan pangan dalam bentuk konsumsi yang terbuang. Biasanya food waste terjadi di tingkat retail dan konsumsi. Mardiono menilai hal ini merupakan bentuk pemborosan.

Ia pun menyorot tradisi masyarakat Indonesia yang kerap menyisakan makanan namun tidak dikonsumsi.

"Itu yang terjadi ada tradisi masyarakat kita kalau makan ini adalah prasmanan di berbagai even, apakah kita rapat, kemudian hajatan, dan sebagainya, makannya prasmanan, kemudian kalau ngambil banyak, kemudian nanti tidak dihabiskan," kata dia.

"Dan juga makanan-makanan yang biasa kita di restoran, kemudian kita di warung, kita ordernya banyak tetapi tidak dihabiskan, kemudian itu nanti dibuang," imbuhnya.

Dia sangat menyayangkan sikap mubazir tersebut. Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat juga mendapat edukasi untuk hidup hemat.

Tren dan menghargai makanan

Ilustrasi limbah makanan, sampah makanan. FREEPIK/FREEPIK Ilustrasi limbah makanan, sampah makanan.

Media sosial yang kini menjadi media alternatif untuk warga menjadikan banyak informasi yang diciptakan dan dibagikan ke warganet. Kuliner menjadi salah satu konten-konten yang dibagikan ke media sosial.

Tren anak muda berkunjung ke resto dan kafe baru untuk diunggah ke media sosial pun kian marak karena fenomena media sosial.

Para pengunjung resto dan kafe berbondong-bondong datang untuk membuat konten ulasan makanan. 

Baca juga: Hati-hati! 6 Jenis Makanan Ini Jangan Dimasukkan ke Blender

Banyaknya sisa makanan pun menjadi sorotan. Ada baiknya setelah membeli makanan dan minuman agar dihabiskan, seperti disampaikan Pendiri FoodCycle Indonesia Astrid Paramita.

"Tolong dihargai, bukan cuma diunggah saja atau ke macam-macam tempat makan dan makanannya belum tentu dimakan," kata Astrid kepada Kompas.com pada Rabu (30/09/2020).

Ia mengimbau ada baiknya tidak mengikuti tren makanan jika pada akhirnya makanan yang dibeli hanya untuk konten semata dan tidak dhabiskan.

Hari Pangan Sedunia

Ilustrasi makanan. Hari Pangan Sedunia 2025freepik.com Ilustrasi makanan. Hari Pangan Sedunia 2025

Setiap tanggal 16 Oktober, dunia memperingati Hari Pangan Sedunia atau World Food Day. Pada tahun ini, peringatan itu jatuh pada Kamis (16/10/2025).

Peringatan ini juga menandai hari berdirinya Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), lembaga PBB yang berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan dunia.

Tujuan utama Hari Pangan Sedunia adalah membangun kesadaran kolektif bahwa masih ada ketimpangan besar dalam sistem pangan dunia. Sementara 900 juta orang dewasa mengalami obesitas.

Baca juga: 6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dibekukan Menurut Ahli

Di sisi lain, hampir sepertiga makanan dunia terbuang, baik saat panen, pengangkutan, maupun konsumsi. FAO menegaskan, sistem pangan global berada dalam kondisi tidak seimbang. Hal ini disebabkan kelimpahan dan kekurangan terjadi berdampingan.

Tiap tahun, FAO mengangkat tema berbeda yang mencerminkan isu pangan terkini. Temanya Hari Pangan Sedunia 2025 yakni "Hand in Hand for Better Foods and a Better Future“ atau Bergandengan Tangan untuk Pangan yang Lebih Baik dan Masa Depan yang Lebih Baik".

Tahun ini, fokus peringatan Hari Pangan Sedunia adalah memperkuat kerja sama global untuk membangun sistem produksi pangan berkelanjutan di tengah krisis iklim dan ketimpangan ekonomi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau