KOMPAS.com - Banyak orang berusaha makan lebih sehat dengan memperhatikan bahan makanan yang mereka pilih.
Namun menurut ahli gizi Samantha Peterson, MS, RD, cara kita memasak dan menyiapkan makanan juga berperan besar dalam menentukan nilai gizinya.
“Bahkan kebiasaan dapur yang terlihat sepele bisa secara diam-diam mengurangi kandungan nutrisi dalam makanan,” ujarnya.
Baca juga: Cara Memasak Sayur Asem Bumbu Iris Kuah Bening, Praktis Tak Perlu Diuleg
Berikut lima kebiasaan memasak sehari-hari yang mungkin tanpa sadar menghambat upaya makan sehat, dan cara memperbaikinya, menurut para ahli gizi dan nutrisi.
Kebiasaan mengupas kulit apel, mentimun, wortel, atau kentang sering dilakukan untuk alasan kebersihan atau tekstur.
ilustrasi mengupas apel, ilustrasi kulit apel.Namun, menurut Peterson, kulit luar justru kaya akan serat, antioksidan, dan fitokimia yang baik untuk pencernaan, kadar gula darah, dan daya tahan tubuh.
“Dengan membuang kulit, kita juga membuang sebagian besar nutrisi penting yang ada di dalamnya,” jelasnya.
Baca juga: Biji Apel Mengandung Sianida, Amankah Jika Tertelan?
Solusi:
Cukup cuci bersih buah dan sayur, lalu masak bersama kulitnya. Jika tekstur menjadi masalah, cobalah memanggang atau menumis ringan agar kulit terasa lebih lembut.
Merebus sayur memang membuatnya lebih mudah dicerna, tetapi jika terlalu lama, vitamin larut air seperti vitamin C dan B kompleks akan hilang bersama air rebusan.
Ilustrasi merebus sayuran.Helen Tieu, RD, MAN, CDE, menyarankan untuk menghentikan proses memasak ketika warna sayuran menjadi lebih cerah dan teksturnya masih sedikit renyah.
“Gunakan air secukupnya, dan manfaatkan air rebusannya untuk sup atau saus agar nutrisi tidak terbuang,” tambahnya.
Baca juga: Cara Bikin Capcay Sederhana Aneka Sayuran, Renyah Empuk Bumbu Meresap
Alternatif lainnya, gunakan metode kukus, tumis, atau panggang ringan untuk menjaga kandungan gizi tetap optimal.
Selama bertahun-tahun, lemak sering dianggap musuh bagi kesehatan. Padahal, tubuh membutuhkan lemak sehat untuk membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
Salah satu buah yang dapat meredakan darah tinggi adalah alpukat.Tanpa lemak, nutrisi dari sayuran seperti beta-karoten pada wortel atau vitamin K pada daun hijau tidak dapat diserap tubuh dengan baik.
Solusi:
Tambahkan sedikit lemak sehat saat mengolah atau menyajikan makanan.
Baca juga: Cara Membuat Nasi Lemak, Tips dari Chef asal Malaysia
Contohnya:
Bahkan satu sendok kecil lemak sehat sudah cukup membantu penyerapan vitamin penting tersebut.
Banyak orang menyukai rasa “smoky” asap atau tekstur garing dari makanan yang sedikit gosong.
Makanan gosong mengandung akrilamida, zat yang diduga dapat meningkatkan risiko kanker.Namun, memasak dengan panas tinggi dapat menghancurkan vitamin sensitif panas seperti vitamin C dan B, serta membentuk senyawa berbahaya seperti acrylamide (pada makanan bertepung) dan heterocyclic amines (HCAs) pada daging.
Solusi:
Menyiapkan bahan makanan sejak awal minggu memang praktis, tetapi memotong terlalu dini dapat menurunkan kadar vitamin seperti vitamin C dan folat karena proses oksidasi.
Ilustrasi potongan buah tropis di dalam plastik. Inilah alasan mengapa sayuran dan buah potong sering kehilangan warna dan kerenyahannya lebih cepat.
Solusi:
Bagi kamu yang banyak makan makanan berbasis nabati, jangan lupa bahwa zat besi non-heme (dari sayur, kacang, atau biji-bijian) lebih sulit diserap tubuh dibanding zat besi hewani.
Namun, penyerapan bisa meningkat bila dikombinasikan dengan vitamin C.
Contohnya:
Langkah kecil di dapur hari ini bisa membawa perubahan besar bagi kesehatan kamu dalam jangka panjang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang